Puisi: Kehilangan Mestika (Karya Aoh K. Hadimadja)

Puisi "Kehilangan Mestika" karya Aoh K. Hadimadja menggambarkan perenungan dan introspeksi seseorang terhadap kehilangan dan pencarian makna dalam ...
Kehilangan Mestika


Sepoi berhembus angin menyejuk diri
Kelana termenung
Merenung air
Lincah bermain ditimpa sinar.

Hanya sebuah bintang
Kelip kemilau
Tercapak di langit
Tidak berteman

Hatiku, hatiku
Belumkah juga sejuk dibuai bayu,
Girang beriak mencontoh air,

Atau laksana bintang biarpun sunyi,
Tetap bersinar berbinar-binar,
Petunjuk nelayan di samodera lautan?


Analisis Puisi:
Puisi "Kehilangan Mestika" karya Aoh K. Hadimadja adalah karya sastra yang menggambarkan perenungan dan introspeksi seseorang terhadap kehilangan dan pencarian makna dalam hidup. Melalui metafora-metafora alam, penyair mengungkapkan perasaan kekosongan, pertanyaan, dan harapan.

Gambaran Alam dan Kehilangan: Puisi ini dimulai dengan deskripsi suasana alam yang tenang dan indah, dengan gambaran sepoi angin yang menyejukkan dan pemandangan kelana yang termenung. Penyair menunjukkan bahwa keadaan alam seolah mencerminkan perasaan batin sang penyair. Namun, di tengah kerinduan akan kedamaian, ada kehilangan yang dirasakan.

Metafora Bintang: Penyair menggunakan metafora bintang sebagai simbol untuk menggambarkan perasaan kehilangan dan kesepian. Bintang yang kelip-kelip dengan kemilau, tetapi tidak berteman dan tercari-cari, mencerminkan rasa sepi dan kekosongan dalam hati sang penyair.

Pertanyaan dan Harapan: Penyair memunculkan pertanyaan-pertanyaan retoris, seperti "Hatiku, hatiku / Belumkah juga sejuk dibuai bayu," yang menggambarkan kegelisahan dan kebingungan. Namun, melalui metafora bintang yang tetap bersinar dan berbinar-binar, meskipun sunyi, penyair mungkin ingin menggambarkan harapan bahwa di tengah kehilangan dan kesendirian, ada potensi untuk menemukan cahaya dan petunjuk.

Puisi "Kehilangan Mestika" menggambarkan perasaan kehilangan, pertanyaan, dan harapan yang dialami oleh sang penyair. Dengan menggunakan gambaran alam dan metafora bintang, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti hidup, kekosongan, dan potensi cahaya di tengah kegelapan. Melalui nada introspektif, penyair mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dalam setiap keadaan.

Puisi: Kehilangan Mestika
Puisi: Kehilangan Mestika
Karya: Aoh K. Hadimadja
    Biodata Aoh K. Hadimadja:
    • Nama Aoh Karta Hadimadja. 
    • Edjaan Tempo Doeloe: Aoh K. Hadimadja.
    • Ejaan yang Disempurnakan: Aoh K. Hadimaja.
    • Aoh K. Hadimadja lahir pada tanggal 15 September 1911 di Bandung tanggal.
    • Aoh K. Hadimadja meninggal dunia pada tanggal 17 Maret 1973.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.