Puisi: Kemarau (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Kemarau" karya Slamet Sukirnanto merenungkan kondisi alam dan perasaan manusia saat menghadapi musim kemarau.
Kemarau


Bukit kehilangan rimbun
Cakap kehilangan santun
Bumi keras; hatimu padas
Bersama mengaum: lepas ...



1975

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Kemarau" karya Slamet Sukirnanto adalah karya pendek yang merenungkan kondisi alam dan perasaan manusia saat menghadapi musim kemarau.

Keringnya Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang alam yang terpengaruh oleh kemarau. Menggambarkan bukit kehilangan rimbun dan tanah yang keras, penyair memperlihatkan dampak kerasnya musim kemarau pada lingkungan. Kehilangan rimbun di bukit dan hilangnya kelembutan pada cakap (suasana) adalah cara yang kuat untuk menggambarkan kondisi alam yang kering.

Metafora Kehilangan: Dalam puisi ini, kata "kehilangan" menjadi tema dominan. Ini menciptakan suasana melankolis yang menggambarkan dampak negatif musim kemarau terhadap alam dan masyarakat. Selain itu, kemarau juga bisa dipahami sebagai metafora untuk rasa kehilangan dalam hidup manusia.

Perubahan Sikap Bumi: Puisi ini menciptakan perasaan bahwa bumi sendiri memiliki perasaan atau sikap. Kondisi bumi yang keras dan hati yang padas menciptakan gambaran bahwa bumi merasa keras dan keras hati selama kemarau. Hal ini memberikan dimensi emosional pada pemahaman mengenai alam.

Ekspresi Bersama Mengaum: Puisi ini mencakup baris "Bersama mengaum: lepas ..." yang menciptakan perasaan solidaritas atau empati manusia terhadap alam. Ekspresi "mengaum" menggambarkan rasa sakit dan kesulitan yang dirasakan oleh alam selama kemarau. "Lepas" di sini mungkin merujuk pada harapan akan berakhirnya musim kemarau dan kembalinya kehidupan yang normal.

Puisi "Kemarau" karya Slamet Sukirnanto adalah ekspresi tentang kondisi alam selama musim kemarau dan dampaknya pada perasaan manusia. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kemarau sebagai kehilangan dan perubahan sikap bumi. Terlebih lagi, puisi ini menciptakan perasaan solidaritas dan empati antara manusia dan alam dalam menghadapi tantangan ini. Puisi ini menggambarkan kepekaan penyair terhadap lingkungan dan dampaknya pada kehidupan manusia.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Kemarau
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.