Puisi: Luka Bunga (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Luka Bunga" karya Slamet Sukirnanto mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan dan pengalaman yang terkadang tersembunyi dalam keindahan alam.
Luka Bunga


luka bunga
disaksikan batu dan cahaya
pada danau berkata
tampunglah perihnya!


Padang, November 1980

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Luka Bunga" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya singkat yang menyajikan gambaran tentang luka atau perih yang dialami oleh sejenis bunga. Meskipun puisi ini terbilang pendek, terdapat beberapa elemen penting yang bisa diungkapkan dalam analisisnya:

Metafora "Luka Bunga": Judul puisi, "Luka Bunga," menggunakan sebuah metafora yang menarik untuk menggambarkan suatu perasaan atau pengalaman. Dalam hal ini, bunga dianggap sebagai entitas yang bisa merasakan luka atau perih.

Personifikasi Alam: Puisi ini memberikan atribut manusia kepada alam dengan menggambarkan bahwa batu dan cahaya "menyaksikan" luka bunga. Ini adalah contoh personifikasi, di mana sifat manusia diberikan kepada unsur-unsur alam. Hal ini bisa diartikan sebagai upaya penyair untuk menghadirkan aspek empati dan pengamatan alam dalam puisinya.

Penggunaan Danau Sebagai Saksi: Penyair memilih kata "danau" sebagai latar belakang di mana luka bunga terjadi dan diperhatikan. Mungkin ada makna tambahan dalam pilihan ini, karena danau sering kali diasosiasikan dengan ketenangan dan kejernihan. Dalam konteks puisi ini, danau bisa dianggap sebagai saksi yang tak berdaya terhadap perasaan atau pengalaman yang berlaku.

Ajakan untuk Menghargai Perih: Dengan kalimat "pada danau berkata, tampunglah perihnya," puisi ini bisa diartikan sebagai ajakan untuk lebih memahami dan menghargai perasaan perih atau luka yang mungkin dialami oleh sesuatu yang tampak begitu lemah dan indah seperti bunga. Ini juga bisa dianggap sebagai pesan untuk lebih sensitif terhadap perasaan dan pengalaman alam.

Kesederhanaan Bahasa: Puisi ini menonjolkan kesederhanaan dalam penggunaan bahasa dan struktur kalimatnya. Meskipun pendek, ia menyampaikan pesan dengan kata-kata yang penuh makna dan simbolisme.

Secara keseluruhan, "Luka Bunga" adalah sebuah puisi yang singkat namun penuh makna. Ia mengajak pembaca untuk merenungkan perasaan dan pengalaman yang terkadang tersembunyi dalam keindahan alam.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Luka Bunga
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.