Puisi: Melintasi Alaska (Karya Surachman R.M.)

Puisi "Melintasi Alaska" membawa pembaca pada perjalanan melalui pemandangan Alaska yang megah dan alam yang indah.
Melintasi Alaska


Kulit-kulit es membungkus puncak dan tubuh
Pegunungan. Keriput putih kelabu jauh
Di bawah sekali. Dan matahari senantiasa abadi
Melukis lembayung senja pada horison yang sepi

Sungai-sungai setengah beku dan setengah mencair
Tanpa perkampungan atau pepohonan bumi terakhir
Buat gugusan dukamu. Sebuah mimpi yang mahal
Kan segera selesai. Wahai! Selamat tinggal!


Analisis Puisi:
Puisi "Melintasi Alaska" membawa pembaca pada perjalanan melalui pemandangan Alaska yang megah dan alam yang indah.

Deskripsi Alam Alaska: Puisi ini dibuka dengan gambaran pemandangan Alaska yang dipenuhi oleh gunung-gunung bersalju, kulit es, dan sungai yang sebagian membeku. Deskripsi alam yang indah ini memberikan kesan tentang kebesaran dan keheningan alam Alaska.

Kerentanan Alam: Meskipun memperlihatkan keindahan, puisi ini juga menunjukkan sisi kerentanan alam. Kata-kata seperti "tanpa perkampungan" dan "tanpa pepohonan" menciptakan gambaran bumi yang tandus dan terpencil, mungkin sebagai refleksi atas ancaman perubahan iklim dan pengaruh manusia.

Keabadian Matahari: Salah satu elemen menonjol dalam puisi ini adalah gambaran matahari yang senantiasa abadi. Ini mungkin mengacu pada fenomena waktu terus-menerus di musim tertentu di Alaska, seperti musim panjang di mana matahari tidak pernah benar-benar terbenam.

Senja dan Horison Sepi: Puisi menyoroti momen senja dan melukiskan lembayung senja di horison yang sepi. Hal ini menciptakan nuansa kesendirian dan keheningan yang mendalam, memperkuat kesan bahwa Alaska adalah tempat yang jauh dan terpencil.

Sungai sebagai Metafora Duka: Penggunaan metafora "sungai-sungai setengah beku dan setengah mencair" dapat diartikan sebagai perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Sungai menjadi simbol perjalanan hidup, dan keadaan setengah membeku mencerminkan ketidakpastian akan masa depan.

Mimpi yang Mahal: Baris "Sebuah mimpi yang mahal / Kan segera selesai" memberikan nuansa ketidaksabaran dan mungkin merujuk pada sifat sementara dan rapuhnya keindahan alam Alaska. Pada saat yang sama, ini bisa diartikan sebagai pengingat akan keberlakuan sementara keindahan alam yang begitu megah.

Penutup yang Penuh Makna: Penutup puisi dengan kata "Selamat tinggal!" menciptakan nuansa perpisahan dan mengisyaratkan bahwa perjalanan ini berakhir. Kata-kata ini juga dapat diartikan sebagai perpisahan dengan keindahan alam yang sesaat dan penuh keabadian.

Kesan Keseluruhan: Puisi ini memberikan kesan luasnya alam Alaska, kecantikan yang rapuh, dan perasaan keheningan dan keabadian. Dengan kata-kata yang sederhana dan gambaran alam yang kuat, Surachman R.M. berhasil menggambarkan keindahan dan kelemahan alam tersebut.

Dengan memadukan elemen alam dan emosi manusia, puisi "Melintasi Alaska" mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan dan ketidakpastian dalam perjalanan hidup.

Surachman R.M.
Puisi: Melintasi Alaska
Karya: Surachman R.M.

Biodata Surachman R.M.:
  • Surachman R.M. lahir pada tanggal 13 September 1936 di Garut, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.