Puisi: November (Karya Mansur Samin)

Puisi "November" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang menyuarakan rasa keprihatinan dan kerinduan terhadap tanah air Indonesia di ....
November

Seperti pelancong larut dari perjalanan jauh
dibebani semua hasrat bermakna mimpi
kami hadir di November ini
membawa rahasia keharusan untuk ditanya
dekatlah kemari ke denyut kehidupan ini
dengar, dari kerinduan tanah air kami mulai

di tepi harapan sepanjang malam
pertanyaan makin tumpul dalam diri
adakah kepercayaan melahirkan pegangan
sedang pasar, gudang , kantor dan pabean
telah lama luput tangkapan
karena berlaku hukum kediam-diaman

Bukan tidak percaya kami bertanya
sebab kami cinta apa yang kami yakini
jangan biarkan kami sendiri
mengadu pada arti November ini
bukankah bertahun semua tarohan siap merana
untuk kemenangan yang sama kita percaya

Seperti penanggung rindu kami datang ke sampingmu
minta disingkap tabir rahasia itu
tuan-tuanlah pengemudi tanah air
sari kehidupan hasrat mencari
datanglah ke dapur kami ke baringan anak-anak kami
gelap dan terang jelaskan o, para budiman
dasar Kemerdekaan!

Bagaimana pula mendiamkan ini kenyataan
kerna sarat oleh goda cobaan
meri tegakan kesini ke November ini
bersaksi jasa dan nyawa-nyawa yang pergi
untuk kelanjutan nilai hari datang
ini kepercayaan jangan tangguhkan tapi lajukan
sebab nilai kenangan Indonesia
berakhir pada arti dan jiwa

Sumber: Gelora (Maret, 1962)

Analisis Puisi:
Puisi "November" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang menyuarakan rasa keprihatinan dan kerinduan terhadap tanah air, Indonesia. Puisi ini mencerminkan perasaan dan pandangan penyair tentang kondisi bangsa pada bulan November.

Makna November sebagai Simbol Kemerdekaan: November dianggap oleh banyak orang sebagai bulan yang berarti bagi Indonesia karena merupakan bulan kemerdekaan, yaitu saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam puisi ini, November dianggap sebagai bulan yang sarat makna, simbol perjalanan jauh, harapan, dan mimpi, yang juga menjadi bulan kemerdekaan bagi Indonesia.

Kerinduan pada Tanah Air: Penyair menyatakan perasaan kerinduannya pada tanah air Indonesia. Kata-kata seperti "kerinduan tanah air kami mulai" mencerminkan perasaan cinta dan hasrat untuk bersatu kembali dengan tanah air.

Pertanyaan dan Keprihatinan: Puisi ini menyuarakan pertanyaan dan keprihatinan tentang kepercayaan dan pegangan yang hilang dalam kehidupan sehari-hari. Pasar, gudang, kantor, dan pabean dianggap telah kehilangan nilai-nilai yang penting dalam masyarakat, dan hukum kediam-diaman tampaknya menjadi aturan yang mengatur hal tersebut.

Panggilan untuk Pengemudi Tanah Air: Penyair mengajak para pemimpin atau pengemudi tanah air untuk menyingsingkan tabir rahasia dan memperjelas situasi yang sedang terjadi. Mereka dipanggil untuk menjelaskan arti dari peristiwa-peristiwa di bulan November ini, untuk menghadapi tantangan yang ada dan tidak mendiamkan kenyataan.

Nilai-Nilai Kemerdekaan dan Kenangan Indonesia: Puisi ini menekankan pentingnya nilai-nilai kemerdekaan dan kenangan Indonesia yang tak boleh ditangguhkan, tapi harus diperjuangkan. Kenangan dan arti dari perjuangan kemerdekaan menjadi penting dalam memaknai peristiwa-peristiwa di bulan November.

Puisi "November" karya Mansur Samin adalah sebuah karya sastra yang menyuarakan rasa keprihatinan dan kerinduan terhadap tanah air Indonesia di bulan November, yang juga menjadi bulan kemerdekaan. Puisi ini mengungkapkan pertanyaan dan keprihatinan tentang kehilangan nilai-nilai dalam masyarakat dan menekankan pentingnya nilai-nilai kemerdekaan dan kenangan Indonesia. Dengan bahasa yang lugas dan menggugah perasaan, penyair mengajak para pengemudi tanah air untuk memahami dan menghadapi situasi dengan jujur dan tegas. Puisi ini mengingatkan pembaca akan pentingnya memaknai peristiwa-peristiwa bersejarah dan nilai-nilai luhur dalam kemerdekaan Indonesia.


Mansur Samin - Horison
Puisi: November
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.