Puisi: Perarakan Jenazah (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "Perarakan Jenazah" karya Hartojo Andangdjaja menggambarkan perjalanan menuju kematian dengan pengamatan yang dalam terhadap suasana, emosi, ...
Perarakan Jenazah

Kami mengiring jenazah hitam
depan kami kereta mati bergerak pelan
orang-orang tua berjalan menunduk diam
dicekam hitam bayangan
makam muram awan muram
menanti perarakan ini di ujung jalan

tapi kali selalu berebut kesempatan
kami lempar pandang
kami lempar kembang
bila dara-dara berjengukan
dari jendela-jendela di sepanjang tepi jalan:
lihat, di mata mereka di bibir mereka
hidup memerah bemerkahan

Begitu kami isi jarak sepanjang jalan
antara rumah tumpangan dan kesepian kuburan

Sumber: Buku Puisi (1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Perarakan Jenazah" karya Hartojo Andangdjaja menggambarkan perarakan menuju kuburan dengan detail yang menyentuh dan mendalam.

Atmosfer Kesedihan dan Keheningan: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana perarakan jenazah yang sarat dengan kesedihan dan keheningan. Gambaran "jenazah hitam" dan "kereta mati" menciptakan suasana yang muram dan hening.

Penggambaran Orang-Orang Tua: Penyair menggambarkan orang-orang tua yang berjalan dengan tunduk dan diam, menciptakan gambaran visual yang kuat tentang kesedihan dan penghormatan terhadap kepergian seseorang.

Kontras antara Kematian dan Kehidupan: Meskipun suasana perarakan jenazah diwarnai dengan kesedihan, terdapat kontras yang menarik antara kematian dan kehidupan. Dalam keheningan dan kesedihan perarakan, masih ada kehidupan yang memerah di mata dan bibir orang-orang di sepanjang jalan.

Makna Simbolis: Perarakan jenazah di sini juga dapat diinterpretasikan secara simbolis. Ia bukan hanya tentang perpisahan dengan orang yang meninggal, tetapi juga tentang perjalanan menuju akhir hidup dan akhir dari suatu era.

Penyelesaian Perjalanan Menuju Kuburan: Puisi ini ditutup dengan gambaran tentang isi perjalanan sepanjang jalan menuju kuburan. Perjalanan ini mencerminkan perjalanan hidup manusia dari rumah ke tempat penguburan, dengan segala kehidupan dan kesepian yang melatarinya.

Puisi "Perarakan Jenazah" karya Hartojo Andangdjaja menggambarkan perjalanan menuju kematian dengan pengamatan yang dalam terhadap suasana, emosi, dan makna kehidupan. Dengan penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari perjalanan hidup, perpisahan, dan kehidupan setelah kematian.

Puisi Hartojo Andangdjaja
Puisi: Perarakan Jenazah
Karya: Hartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Hartojo Andangdjaja.
  • Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya.
  • Hartojo Andangdjaja lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.