Puisi: Reog Ponorogo (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Reog Ponorogo" karya Slamet Sukirnanto menggambarkan gerak dan ritme seni tradisional Reog dari Ponorogo, Jawa Timur.
Reog Ponorogo


Gerak kaki-kaki
Gerak tangan-tangan
Kepala bergoyang-goyang
Menggapai awan-awan
Berputar! Mempermainkan zaman!

Kadang kehidupan
Liku-likunya
Tak mampu dijelaskan
Menarilah sepanjang hari
Menarilah sepanjang malam
Menarilah dalam angan-angan
Menghentak tanah tandus ini
Menghentak batu jiwamu sendiri
Menyongsong abad-abad
Ujung senja hidupmu masih jauh sekali
Menari! Mari
Topeng-topeng
Lebih kukuh dari besi
Menghadapi:
Musim segera
berganti!

Ponorogo, Mei 1984

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:
Puisi "Reog Ponorogo" karya Slamet Sukirnanto adalah sebuah karya yang menggambarkan gerak dan ritme seni tradisional Reog dari Ponorogo, Jawa Timur. Melalui bahasa dan gambaran yang kuat, puisi ini menggambarkan kemegahan dan vitalitas dari seni pertunjukan tradisional tersebut.

Ekspresi Gerakan Seni Tradisional: Puisi ini memulai dengan mengekspresikan gerakan-gerakan seni tradisional Reog yang kuat dan dinamis. Gerakan kaki, tangan, dan kepala menggambarkan elemen-elemen inti dari pertunjukan Reog, yang seringkali dramatis dan mencolok.

Rasa Kebebasan dalam Kesenian: Penyair menggunakan kata-kata seperti "Menggapai awan-awan" dan "Berputar!" untuk menggambarkan perasaan kebebasan yang dihadirkan oleh seni Reog. Ini mencerminkan pentingnya seni dalam memungkinkan manusia untuk merasa bebas dan hidup dalam kehidupan yang sering kali kompleks.

Kehidupan yang Penuh Tantangan: Puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang penuh dengan tantangan dan liku-liku, yang terkadang sulit untuk dijelaskan. Ini bisa diartikan sebagai analogi untuk pertunjukan Reog yang memerlukan kekuatan, ketahanan, dan dedikasi yang besar.

Dorongan untuk Terus Bergerak: Penyair mengajak pembaca untuk terus bergerak, menari sepanjang hari dan malam, dan bahkan dalam angan-angan. Ini dapat diinterpretasikan sebagai dorongan untuk terus menghadapi kehidupan dan mengatasi rintangan-rintangan yang datang.

Perlawanan Terhadap Waktu: Ada sebuah gagasan tentang perlawanan terhadap waktu dalam puisi ini. Ketika penari Reog menari, mereka "menghadapi: Musim segera berganti!" Ini bisa mencerminkan perjuangan manusia melawan waktu dan perubahan dalam hidup.

Kekuatan Topeng Tradisional: Penyair menyebutkan bahwa "Topeng-topeng lebih kukuh dari besi." Topeng adalah elemen kunci dalam pertunjukan Reog dan sering digunakan untuk menggambarkan karakter dan makna dalam kisahnya. Puisi ini menyoroti kekuatan simbolis dari topeng dalam budaya dan pertunjukan tradisional.

Puisi "Reog Ponorogo" menggambarkan kecantikan, kekuatan, dan keberanian seni tradisional Indonesia, serta merangsang imajinasi pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam di balik gerakan dan ritme yang dinamis. Ia juga menyoroti pentingnya seni dalam memungkinkan manusia untuk merayakan kehidupan dan melawan tantangan-tantangan yang dihadapinya.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Reog Ponorogo
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.