Puisi: Sajak Putih (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Sajak Putih" adalah karya yang penuh dengan imaji alam dan perenungan tentang kehidupan dan eksistensi manusia. Dalam puisi ini, penulis .....
Sajak Putih


Di antara karang
Di antara ombak
Hidup ini
Kadang
Tak mampu dielak
Pantai tak lagi
Menawarkan tepi
Meskipun kau selami
Perjalanan rohani
Bahtera arwah
Mengayuh sepi
Yang kosong
Tinggal angkasa
Tempat terakhir
Bagi yang luka
Menetes-netes
Dinding mega
Memadati ruang
Memadati beban jiwa
Menutup wilayah
gerak membuka
Bukit mendung - kehitaman di sana
Memenuhi lapangan udara!

Bengkalis, Februari 1981

Sumber: Luka Bunga (1991)
Pernah dimuat di Horison (Oktober, 1984)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Putih" karya Slamet Sukirnanto adalah puisi yang penuh dengan imaji alam dan perenungan tentang kehidupan dan eksistensi manusia. Dalam puisi ini, penulis menggunakan gambaran alam, seperti karang, ombak, dan pantai, untuk menyampaikan pesan tentang kompleksitas dan tantangan dalam hidup. Berikut adalah analisis dari puisi ini:

Simbolisme Alam: Puisi ini penuh dengan gambaran alam seperti karang, ombak, dan pantai. Alam digunakan sebagai metafora untuk kehidupan dan eksistensi manusia. Karang dan ombak mungkin melambangkan kesulitan dan tantangan yang dihadapi dalam hidup, sedangkan pantai yang tak lagi menawarkan tepi bisa mencerminkan perasaan terjepit dan kehilangan arah.

Perjalanan Rohani: Penulis menyentuh tema perjalanan rohani dan bahtera arwah yang mengayuh sepi. Ini mungkin merujuk pada pencarian batin dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang makna hidup dan tujuan hidup. Pencarian spiritual dan refleksi mendalam menjadi bagian dari perjalanan rohani yang membawa individu ke tempat-tempat yang hampa atau kosong.

Eksplorasi Kehampaan dan Penderitaan: Puisi ini mengeksplorasi konsep kehampaan dan penderitaan yang bisa mengisi jiwa dan membebani hidup seseorang. Beban jiwa disebut sebagai dinding mega yang memadati ruang dan menutup wilayah gerak, mungkin menandakan tentang perasaan terkekang dan keterbatasan yang dialami oleh seseorang dalam menghadapi masalah dan tekanan dalam hidup.

Efek Visual dan Irama: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang puitis, menggunakan gambaran alam yang indah dan efek visual yang kuat, seperti "Memadati lapangan udara!" yang menimbulkan kesan visual dan suara di benak pembaca.

Tafsiran Terbuka: Puisi ini memberikan tafsiran terbuka dan ruang bagi pembaca untuk merenungkan arti dan makna dari gambaran alam dan penggambaran perasaan yang kompleks. Setiap pembaca mungkin memiliki interpretasi yang berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan perspektif pribadi mereka.

Puisi "Sajak Putih" karya Slamet Sukirnanto adalah puisi yang penuh dengan imaji alam dan puitis. Dengan menggunakan gambaran alam sebagai metafora kehidupan, penulis menyampaikan pesan tentang kompleksitas dan tantangan dalam hidup serta pencarian spiritual dan refleksi batin. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti dan makna yang lebih dalam tentang keberadaan manusia dan eksistensi mereka di tengah-tengah alam semesta yang luas.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Sajak Putih
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.