Puisi: Sibolga (Karya Mansur Samin)

Puisi: Sibolga Karya: Mansur Samin
Sibolga


sendiri beratap malam bersih
serasa dalam awal mengembara
di sini pijar kota menyepi
rimba laut pantai padaku lama bicara

hati menyisih makin lunyah
berdiri di luar makna penuh harga
di sini swara akhir semua wajah
kerja dunia lahir padaku tanpa bicara

kitalah pengungsi bumi sepi ini
sebab damba yang paling pasih
antara cinta dan hati menunda
hidup bersandar dalam dera.


Sumber: Dendang Kabut Senja (1985)

Analisis Puisi:
Puisi "Sibolga" karya Mansur Samin memiliki beberapa poin menarik. Berikut adalah beberapa hal yang menonjol dalam puisi ini:
  1. Gambaran Malam yang Bersih: Puisi ini menggambarkan suasana malam yang bersih di Sibolga. Penggambaran ini menciptakan suasana awal yang misterius dan mengundang keingintahuan. Malam yang bersih memberikan perasaan tenang dan memunculkan sensasi mengembara.
  2. Pijar Kota yang Menyepi: Puisi ini menyampaikan bahwa di Sibolga, pijar kota terasa menyepi. Ini menunjukkan bahwa kota tersebut memiliki suasana yang tenang dan sepi. Suasana ini menciptakan perasaan terisolasi dan membuat penyair merasa bahwa rimba laut dan pantai bicara padanya.
  3. Makna yang Lunyah: Puisi ini menyatakan bahwa hati penyair terasa semakin terkikis dan kehilangan makna. Penyair merasa bahwa di sini, suara akhir semua wajah terdengar tanpa makna yang jelas. Hal ini menggambarkan perasaan kekosongan dan kehilangan arah yang dialami oleh penyair.
  4. Pengungsi Bumi yang Sepi: Puisi ini menggambarkan penyair dan mungkin juga masyarakat Sibolga sebagai pengungsi bumi yang merasa terpinggirkan dan terabaikan. Mereka merasa terjebak di antara cinta dan hati yang menunda. Puisi ini mencerminkan perasaan ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam hidup.
  5. Hidup dalam Dera: Puisi ini menyiratkan bahwa hidup di Sibolga sering kali dihadapkan pada tantangan dan kesulitan (dera). Mungkin ada tantangan ekonomi, sosial, atau lingkungan yang menyulitkan kehidupan di daerah tersebut. Puisi ini menggambarkan perjuangan hidup yang sulit dan mungkin juga mengajak untuk tetap tegar di tengah kesulitan tersebut.
Secara keseluruhan, puisi ini menciptakan gambaran suasana malam yang bersih, kesepian kota, kehilangan makna, dan perjuangan hidup di Sibolga. Puisi ini menggambarkan perasaan pengungsi bumi yang merasa terabaikan dan hidup dalam tantangan yang sulit.

Puisi Mansur Samin
Puisi: Sibolga
Karya: Mansur Samin

Biodata Mansur Samin:
  • Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
  • Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
  • Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
  • Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
  • Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.