Puisi: Silaturahim (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Silaturahim" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengingatkan kita untuk menjaga hubungan dengan orang lain, merawat nilai-nilai kebersamaan, dan
Silaturahim
- untuk ETT


Tali itu diturunkan dari Langit
 Harus terus dipilin
 Hingga melewati buhul maut
 Berlanjut ke anak-cucu
 Sebagai rajut penanda
 Sebagai jalan penghubung 
 Agar tak terputus masa lalu
 Agar terjaga masa depan
 Agar terbuka seribu pintu
 Bagi rizki dan persaudaraan
 
Tali itu terulur dari jemari Yang selalu merindu
 Yang terpikat sejak dulu
 Ketika jejak bertemu waktu
 Di ruang tunggu dan ruang tamu
 
Di sana kita berhimpun
 Dalam kabilah-kabilah noktah
 Pada bendera-bendera berwarna
 Yang kelak pudar - atau bersinar
 
Ya, kekasihku
 Manusia selalu menyimpan sepi
 Agar nanti bisa berbagi
 Seperti kita kini di sini
 Menyusun kembali nada-nada yang dulu terkunci
 Menyalakan kembali sumbu yang dulu kita sembunyi
 
Ah, masa lalu memang selalu indah
 Jika bisa kembali dan kita koreksi!
 
"Tetapi silaturahim lebih penting dari segala yang jadi dan yang batal," katamu
 "Silaturahim adalah rizki yang sudah dan yang akan," katamu lagi
 
"Ya, ya, ya, sayangku
 Itu sebabnya aku selalu ingin ketemu kamu!"


Bekasi, 6 Agustus 2016

Analisis Puisi:
Puisi "Silaturahim" karya Yudhistira A.N.M. Massardi menggambarkan tema pentingnya hubungan sosial dan silaturahim dalam kehidupan manusia.

Tema Silaturahim: Puisi ini secara kuat menyoroti tema silaturahim, yang merupakan nilai yang dihargai dalam budaya dan agama banyak masyarakat di Indonesia. Silaturahim merujuk pada menjaga hubungan sosial dan ikatan persaudaraan dengan orang lain.

Tali yang Diturunkan dari Langit: Metafora "Tali" yang diturunkan dari langit mewakili ikatan yang kuat antara manusia dan Tuhan. Ini menggambarkan bahwa silaturahim adalah salah satu tugas yang diberikan dari atas, dan kita harus menjaganya.

Pentingnya Menjaga Hubungan Silaturahim: Puisi ini mengungkapkan bahwa tali silaturahim harus terus dipilin dan dijaga agar tidak terputus oleh buhul maut, yang mungkin merujuk pada konflik atau perpecahan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan dengan orang lain.

Generasi dan Masa Lalu: Puisi ini menyiratkan bahwa silaturahim adalah jembatan antara generasi masa lalu, masa kini, dan masa depan. Hubungan yang dijaga dengan baik dapat mewariskan nilai-nilai dan persaudaraan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Nada-Nada yang Terkunci: Puisi menggambarkan bahwa hubungan yang sebelumnya terhenti atau terkunci dapat dihidupkan kembali dan nada-nada (interaksi dan komunikasi) yang dulu terhenti dapat disusun kembali. Ini mencerminkan upaya untuk memperbaiki hubungan yang mungkin telah merenggang.

Pesan Kebijaksanaan: Puisi ini menyertakan pesan kebijaksanaan tentang pentingnya silaturahim dalam hidup. Frasa "Silaturahim lebih penting dari segala yang jadi dan yang batal" menekankan bahwa menjaga hubungan sosial adalah lebih penting daripada semua pencapaian dan kesuksesan yang sementara.

Keharmonisan dalam Hubungan: Puisi ini menggambarkan harmoni dan keindahan dalam hubungan sosial. Meskipun masa lalu mungkin memiliki konflik dan masa lalu yang indah, menjaga hubungan sosial dan silaturahim dapat membawa kembali kedekatan dan kebahagiaan.

Akhir Puisi: Puisi ini diakhiri dengan ekspresi cinta dan kerinduan untuk bertemu kembali, menunjukkan bahwa silaturahim adalah cara untuk mengungkapkan cinta dan rasa keterikatan antara manusia.

Puisi "Silaturahim" merayakan pentingnya silaturahim dalam budaya dan kehidupan sosial. Puisi ini mengingatkan kita untuk menjaga hubungan dengan orang lain, merawat nilai-nilai kebersamaan, dan menghargai hubungan sosial yang telah dibangun sejak lama.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Silaturahim
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.