Puisi: Sungai Menangis (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Sungai Menangis" menawarkan citra puitis yang memprovokasi pikiran pembaca untuk merenung tentang hubungan manusia dengan alam dan dampak ...
Sungai Menangis

Sungai menangis di celah batu
Gemericik kehilangan lagu
Aku terperangkap di pusar arus
Mata air pun membisu

Aku berenang
Aku berenang dan lelap tenggelam
(Tangan yang basah menyeretku ke hulu
Di sana segala duka membeku)

“Kami tak lagi terbendung
Telah kaudengar tangis anak-anak kami di hilir...”

Suara itu dari sumber sangat dalam
Aku terpaku
- air pun cepat pasang -

Anak-anak sungai yang lapar
Menelan segala

Menelan segala

1982

Sumber: Rudi Jalak Gugat (1982)

Analisis Puisi:
Puisi "Sungai Menangis" karya Yudhistira A.N.M. Massardi merupakan karya yang menghadirkan citra kuat tentang kesedihan dan kerusakan lingkungan, terutama melalui personifikasi sungai. Dengan penggunaan bahasa yang puitis dan simbolisme yang mendalam, puisi ini mengeksplorasi tema-tema kehilangan, ketidakberdayaan, dan dampak negatif aktivitas manusia terhadap alam.

Personifikasi Sungai sebagai Makhluk Hidup: Dalam puisi ini, sungai dihidupkan dengan memberikan atribut manusiawi padanya. Sungai digambarkan menangis di celah batu, dan gemericiknya kehilangan lagu menggambarkan kesedihan dan kehilangan identitas alam yang seharusnya penuh dengan kehidupan. Personifikasi ini membantu menyampaikan pesan emosional tentang dampak aktivitas manusia terhadap alam.

Metafora Arus dan Pusar sebagai Metafora Kehidupan: Penggunaan kata-kata seperti "terperangkap di pusar arus" menciptakan metafora tentang kehidupan dan tantangan yang dihadapi oleh individu. Arus dan pusar menggambarkan liku-liku kehidupan yang kadang-kadang dapat memerangkap seseorang, dan mata air yang membisu menandakan kehilangan kehidupan dan suara alam.

Keputusasaan dan Kehilangan Diri dalam Renungan Pribadi: Pengakuan "Aku berenang dan lelap tenggelam" menunjukkan keputusasaan dan kehilangan diri dalam perjalanan kehidupan. Pernyataan ini menciptakan citra kelelahan dan kejenuhan yang bisa dirasakan oleh pembaca, merangsang refleksi pribadi tentang perjalanan hidup dan kehilangan yang mungkin dialami.

Tangisan Anak-Anak Sungai sebagai Panggilan Kehati-hatian: Pernyataan "Kami tak lagi terbendung, telah kaudengar tangis anak-anak kami di hilir..." memberikan suara kepada alam yang menderita akibat perilaku manusia. Tangisan anak-anak sungai dihilir dapat diartikan sebagai konsekuensi langsung dari tindakan manusia yang merusak ekosistem sungai. Panggilan ini merupakan peringatan akan dampak negatif aktivitas manusia terhadap alam.

Penggunaan Bahasa yang Puitis dan Simbolisme yang Kuat: Penggunaan bahasa yang puitis dan simbolisme yang kuat dalam puisi ini menciptakan kedalaman dan kompleksitas. Kata-kata seperti "Di sana segala duka membeku" dan "Anak-anak sungai yang lapar menelan segala" memberikan dimensi emosional dan filosofis yang mendalam, mengajak pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari kata-kata tersebut.

Puisi "Sungai Menangis" menawarkan citra puitis yang memprovokasi pikiran pembaca untuk merenung tentang hubungan manusia dengan alam dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Dengan personifikasi sungai dan metafora kehidupan, puisi ini memberikan suara kepada alam yang merintih dan menangis akibat perlakuan manusia. Kesedihan sungai menjadi simbol dari kehilangan dan penderitaan alam, sementara tangisan anak-anak sungai menjadi panggilan kehati-hatian akan dampak yang semakin terasa. Puisi ini memainkan peran penting dalam mengingatkan kita akan tanggung jawab kita terhadap alam dan mendesak kita untuk bertindak demi keberlanjutan.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Sungai Menangis
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.