Puisi: Tanah Air (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Tanah Air | Karya | Rustam Effendi | O, tanah airku, yang éndah sangat/ Berpandang katifah hijau/ berlembah, bekasan danau/ berlangit ........
Tanah Air


O, tanah airku, yang éndah sangat,
Berpandang katifah hijau,
berlembah, bekasan danau,
berlangit bertudung awan,
bergunung berbukit, berpantai lautan.
O, tanah airku, yang éndah sangat.

O, tanah airku yang béta cinta,
di malam menjadi mimpi,
di siang merayan hati.
Terkurung madahan sya’ir,
pelagukan ihtisyim asmara Kadir,
O, tanah airku yang béta cinta.

O, tanah airku yang sangat kaya,
bergoa penyimpan logam,
berkolam penerang malam,
bersungai, berbatu ratna
lautan menyimpan harta mutiara
O, tanah airku yang sangat kaya.

O, tanah airku yang sangat subur,
bertikar bersawah padi,
berladang berkebun kopi,
berharta di dalam hutan,
membual usaha bukan buatan.
O, tanah airku yang sangat subur!

O, tanah airku yang béta junjung,
Selamat sejaht'ra engkau,
ketika di zaman silau,
sebelum disabak orang,
semasa lembaga adat suarang.
O, tanah airku yang béta junjung.

O, tanah airku yang sangat larat,
mengeluh meratap nasib,
bertunduk menjunjung ‘aib;
dipijak, didera susah,
mempercikkan peluh dan darah.
O, tanah airku yang sangat larat.

O, nasib tanahku, yang sangat malang.
di dalam merindu untung,
bersabung kasumat pusung,
antara sesama Put’ra
tersebab khianat, menerbitkan cidera.
O, nasib tanahku, yang sangat malang.

O, tanah tumpahku yang sangat malang.
Bilakah waktunya datang,
terlepas darimu, bimbang?
Mengharamkan penjilat bangsa kebiri
karena mengingat keperluan sendiri.
O, tanah tumpahku yang sangat malang.


Catatan:
Katifah = permadani.
Ihtisyim = hormat.


Sumber: Percikan Permenungan (1925)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Tanah Air" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Penggambaran Alam yang Indah: Puisi ini menggambarkan keindahan alam Tanah Air dengan menggunakan gambaran-gambaran seperti pandangan hijau, lembah, danau, langit dengan awan, gunung, bukit, pantai, sungai, dan lautan. Deskripsi ini memberikan nuansa yang indah dan membangkitkan rasa kekaguman terhadap kekayaan alam Tanah Air.
  2. Ekspresi Cinta pada Tanah Air: Puisi ini mengungkapkan rasa cinta yang mendalam terhadap Tanah Air. Penyair menyatakan cintanya pada Tanah Air sebagai mimpi di malam hari dan kegembiraan di siang hari. Cinta ini terwujud dalam pelagukan puisi dan pengalaman asmara.
  3. Keberagaman Sumber Daya: Puisi ini menyoroti kekayaan sumber daya alam Tanah Air, seperti logam, penerangan malam, batu permata, laut yang menyimpan mutiara, sawah padi, perkebunan kopi, dan hutan yang menyimpan harta. Hal ini menunjukkan keberagaman dan potensi ekonomi yang dimiliki oleh Tanah Air.
  4. Puisi dengan Makna Ganda: Puisi ini memiliki makna ganda. Di satu sisi, puisi ini mengekspresikan kekayaan dan keindahan Tanah Air yang membuatnya layak dicintai dan dijunjung tinggi. Namun di sisi lain, puisi ini juga menggambarkan nasib malang yang menimpa Tanah Air, seperti ketidakadilan, kekurangan, dan penderitaan yang dialami oleh masyarakatnya.
Puisi "Tanah Air" mencerminkan keindahan alam, ekspresi cinta pada Tanah Air, kekayaan sumber daya, dan makna ganda terkait nasib yang kompleks. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keadaan Tanah Air, baik dari segi keindahan maupun tantangan yang dihadapinya.

Rustam Effendi
Puisi: Tanah Air
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.