Puisi: Akhir Kata (Karya J. E. Tatengkeng)

Puisi "Akhir Kata" karya J. E. Tatengkeng menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam mencari makna kehidupan dan hubungannya dengan Tuhan.
Akhir Kata

Semalam dingin sekali,
Kini pagi terang cemerlang, ...
Kuangkat kaki melangkah masuk ke dalam taman;
Udara yang segar,
Alam yang indah! ...
Semua hijau,
Semua hidup ...

Apakah yang terang cemerlang,
Tergantung-gantung di ujung daun bunga bakung itu?

Kuhampiri, o, sebutir embun!
O, betapa jernih,
betapa suci dan putih ...

Kupandang ke dalam
O, keindahan,
Aku meninjau ke dalam alam,
Yang tak berbatas jauhnya ....
Langit bercermin dalamnya,
Matahari berpancaran dalamnya ...

Makin tinggi matahari naik,
Makin benderang embun itu memancarkan
terang itu ke luar ...
Makin kecil juga ia ...
Akhirnya lenyap dari pandangan mata.

O, Tuhanku,
Biarkan aku menjadi embunmu,
Memancarkan terangmu,
Sampai aku hilang lenyap olehnya…
      Soli Deo Gloria!


Analisis Puisi:

Puisi "Akhir Kata" karya J. E. Tatengkeng adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam mencari makna kehidupan dan hubungannya dengan Tuhan.

Eksplorasi Spiritual: Puisi ini mencerminkan eksplorasi spiritual seseorang yang tengah mencari pemahaman akan makna kehidupan dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa. Penyair menggunakan alam dan elemen-elemen alam sebagai metafora untuk perjalanan spiritual ini.

Kecantikan Alam: Penyair menggambarkan keindahan alam sebagai cerminan dari kebesaran Tuhan. Deskripsi alam yang segar, hijau, dan hidup menggambarkan keagungan ciptaan Tuhan serta keajaiban alam yang melingkupi kita.

Embun sebagai Simbol Kesucian: Simbol embun digunakan sebagai metafora untuk kesucian dan kejernihan. Penyair menyampaikan pesan tentang kejernihan jiwa dan kesucian hati yang diharapkan untuk dicapai oleh individu dalam perjalanan spiritualnya.

Hubungan dengan Tuhan: Penyair menyatakan keinginan untuk menyatu dengan Tuhan dan menjadi bagian dari cahaya-Nya. Dengan mengidentifikasi dirinya dengan embun yang memantulkan cahaya matahari, penyair menggambarkan aspirasi untuk menyatu dengan keberadaan Ilahi.

Soli Deo Gloria: Penyair mengakhiri puisi dengan frasa Latin "Soli Deo Gloria," yang berarti "Hanya untuk kemuliaan Tuhan saja." Ini adalah pernyataan bahwa segala hal, termasuk eksistensi individu dan pencarian makna kehidupan, seharusnya didedikasikan untuk kemuliaan Tuhan.

Puisi "Akhir Kata" adalah sebuah karya yang mendalam tentang perjalanan spiritual seseorang dalam mencari makna kehidupan dan hubungannya dengan Tuhan. Dengan menggunakan alam sebagai metafora dan embun sebagai simbol kesucian, penyair menggambarkan aspirasi untuk menyatu dengan kebesaran dan kebijaksanaan Ilahi. Pesan tentang dedikasi untuk kemuliaan Tuhan juga disampaikan dengan kuat dalam puisi ini.

Puisi
Puisi: Akhir Kata
Karya: J. E. Tatengkeng

Biodata J. E. Tatengkeng:
  • J. E. Tatengkeng (Jan Engelbert Tatengkeng) adalah salah satu penyair Angkatan Pujangga Baru. Nama panggilan sehari-harinya adalah Om Jan.
  • J. E. Tatengkeng lahir di Kolongan, Sangihe, Sulawesi Utara, 19 Oktober 1907.
  • J. E. Tatengkeng meninggal dunia di Makassar, 6 Maret 1968 (pada umur 60 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.