Puisi: Di Batas Yogya (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Di Batas Yogya" menggambarkan perjalanan personal dan emosional seorang individu di tengah-tengah perubahan kehidupan.
Di Batas Yogya

Kenangan demi kenangan memimpin langkahku
Angin kurasa menyertai di sisiku
Tetapi aku tetap termangu
Berdiri di antara dua prasangka

Jauh di masa silam aku berbayang. Tetapi kini
Cahaya di matanya kurasakan asing
Remaja-remaja yang kupapas, orang lain
Dan kini ada jalan simpang ke utara

Jauh di masa silam aku bermukim di matanya
Tetapi kini adakah tempat bagiku
Kutahu kini adakah tempat bagiku
Kutahu segala yang merayap di jantung uratnya
Bukan yang merayap dalam jiwa ragaku

Tinggal satu hal yang mendorong dalam langkahku
Kuyakin ia dan aku tetap menahan yang kekal
Hasrat menuju yang lebih baik

Jauh di masa silam aku anak bengalnya
Kini kurasa masih akan tetap aku anak yang dulu
Aku tetap lawannya dalam satu hal
Karibnya dalam lain soal

1967

Sumber: Tugu (Antologi Puisi 32 Penyair Yogya, 1986)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Batas Yogya" adalah perenungan yang mendalam tentang perjalanan waktu, perubahan, dan keteguhan hati dalam menghadapi perubahan.

Tema Perubahan dan Kenangan: Puisi ini menggambarkan perubahan yang terjadi dalam hubungan dan pengalaman personal seiring berjalannya waktu. Penyair merenungkan kenangan masa lalu dan bagaimana perasaannya telah berubah di antara dua fase hidupnya.

Perubahan dalam Hubungan: Penyair merenungkan tentang hubungan antara masa lalu dan kini, terutama dalam konteks hubungan dengan seseorang yang mungkin pernah dekat dengannya. Ada perasaan kebingungan dan keraguan tentang bagaimana hubungan itu telah berubah seiring berjalannya waktu.

Perjalanan Emosional: Penyair secara emosional merenungkan perasaan bingung dan keraguan tentang arah hidupnya. Ada kegelisahan tentang apakah ada tempat bagi dirinya dalam perjalanan hidup seseorang yang mungkin pernah dia kenal.

Keteguhan Hati dan Identitas: Meskipun ada keraguan dan perubahan, penyair menunjukkan keteguhan hati dalam keyakinannya untuk mencari kebaikan dan menghadapi perubahan dengan kepala tegak. Dia mengakui identitasnya yang mungkin tidak berubah meskipun waktu telah berlalu.

Gaya Bahasa dan Ekspresi: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif dalam menggambarkan kompleksitas emosi dan pemikiran penyair. Metafora seperti "bermukim di matanya" dan "anak bengalnya" menyiratkan hubungan yang dalam dan berubah seiring waktu.

Secara keseluruhan, puisi "Di Batas Yogya" adalah puisi introspektif yang menggambarkan perjalanan personal dan emosional seorang individu di tengah-tengah perubahan kehidupan. Ini merangsang pembaca untuk merenungkan tentang perubahan, identitas, dan keteguhan hati dalam menghadapi perubahan.

Puisi
Puisi: Di Batas Yogya
Karya: Kirdjomuljo

Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.