Puisi: Jalan Sumbawa (Karya Kirdjomuljo)

Puisi "Jalan Sumbawa" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti hidup, keberanian dalam menghadapi kematian, dan hubungan yang kompleks ...
Jalan Sumbawa

Di jalan ini laut hatiku pasang
berbentur dengan alam keliling
jangan lengang, putih dinding
hitam tanah, bingkai jendela
Di jalan ini aku bergulat maut
berpaku antara memberi dan menerima
dengan sekitar
dengan diri sendiri
Di jalan ini lahirnya peristiwa
pengakuan kelahiran tubuh
yang bisa hancur oleh angin dan musim

Tapi soalnya jadi merembet
berlarat menyusur jalanan muram
dalam sadar dan pengakuan
Begitulah di jalan maut
mati hanya sekali
manis atau pahit hanya sekali
berani atau ngeri hanya sekali
Kenapa Tuan tersenyum
laut hati yang tak pernah kering
akan menemukan alam bintang
sekalipun bintang kematian

Karena soalnya hanya satu
ialah menemui hati segala itu
menemukan dasar
dan memeluknya kuat-kuat
Bila melepaskan sudah mencair
dan terucapkan sekali lagi
sekali berpeluk
sekali bercinta
sekali berlepas

Itu tidak nampak di kerut jari
tidak menggaris di urat nadi
bertempur dalam alam sendiri
juga di jalan Sumbawa
di jalan lain
sunyi, berselimutkan daunan malam
tapi apa yang berpecah di dadanya
segenap peristiwa kedirian
kelahiran dan kematian
yang tak akan teraba dari jalan
sekalipun hatinya menjenguk ke dalam ruang

Bukan maut jadi pusar
soalnya Tuan bertolak dari mana
dari cinta besar, cinta perempuan
atau dari cinta anak-anak
Salamku padamu Her
kalau kau pulang malam
lihat ke dinding kiri
ada tulisan putih-putih
– manis atau pahit hanya sekali
karena soalnya hanya satu
mencari dasar keduanya
menemukan hati seluruh waktu

Di jalan ini aku bertemu dan berpisah
antara duka dan mesra
karena telah kudapatkan
sesuatu yang tak tentu berbalas

Sumber: Romansa Perjalanan (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Jalan Sumbawa" karya Kirdjomuljo adalah sebuah karya sastra yang kaya akan makna dan simbolisme. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan perjalanan hidup dan pengalaman manusia melalui metafora jalan yang penuh dengan tantangan dan peristiwa.

Perjuangan Hidup dalam Metafora Jalan: Puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai sebuah perjalanan melalui jalan Sumbawa. Jalan menjadi simbol perjalanan hidup yang penuh dengan rintangan, kesulitan, dan keputusan yang sulit. Metafora jalan juga mencerminkan ragam pengalaman manusia, termasuk perjuangan antara hidup dan mati, kebahagiaan dan kesedihan, serta pertemuan dan perpisahan dengan orang-orang dan peristiwa dalam hidup.

Dualitas Manusia dan Alam: Dalam puisi ini, terdapat dualitas antara manusia dan alam yang diungkapkan melalui gambaran laut, dinding putih, tanah hitam, dan jendela. Manusia berada dalam konteks alam yang mengelilinginya, mencerminkan hubungan yang kompleks antara manusia dan lingkungannya. Laut hati yang disebutkan dalam puisi juga mencerminkan kedalaman emosi dan pengalaman manusia, yang selalu berhubungan dengan alam dan alam semesta.

Keberanian dan Kematian: Puisi ini membahas tentang keberanian dan kematian sebagai bagian tak terelakkan dari kehidupan. Penulis menyoroti bahwa kematian adalah suatu realitas yang harus dihadapi oleh setiap individu, dan keberanian diperlukan untuk menghadapinya. Meskipun kehidupan penuh dengan kesulitan dan ketidakpastian, manusia perlu berani menghadapinya dengan tegar.

Pencarian Makna Hidup: Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan pencarian makna hidup. Penulis menekankan bahwa di balik setiap peristiwa dan pengalaman, ada suatu tujuan atau makna yang perlu ditemukan. Pencarian ini mungkin terjadi melalui pertemuan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, atau melalui refleksi dalam kesunyian malam.

Puisi "Jalan Sumbawa" adalah sebuah puisi yang dalam dan penuh dengan makna. Melalui penggunaan metafora dan simbolisme, penulis berhasil menggambarkan perjalanan hidup manusia, tantangan yang dihadapinya, dan pencarian makna dalam keberadaannya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti hidup, keberanian dalam menghadapi kematian, dan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam. Dengan demikian, puisi ini tidak hanya menjadi sebuah karya sastra, tetapi juga menjadi cerminan dari pengalaman manusia yang mendalam dan universal.

Puisi
Puisi: Jalan Sumbawa
Karya: Kirdjomuljo

Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.