Senja
Seuntai sajak ulang tahun ke-60
(I)
Orang kata:
Senja adalah petang-petang resah
karena yang dijelang adalah malam,
warna pun kian kelabu
lalu gelap, pekat dan hitam.
Orang kata:
senja adalah detik-detik galau
karena yang dijelang
adalah kerentaan yang kian lelah
kesemarakan hanya kenang
yang lama pudar
Orang kata:
senja adalah tepian segala keluh
daun-daun letih mulai gugur
bersama mentari yang mulai lusuh
Tapi bagiku:
senja adalah kematangan dewasa
pengalaman hidup, utuh ranum
dalam kemesraan anggun
dapat menoleh kelampauan
menatap penantian
penuh kesejukan syandu bersama
Tuhanku!
(II)
Terasa hangat rahmat
nikmat melekat
sepanjang kembara usia
enam puluh tahun
terasa halus dalam belai
lembut dalam jamah
segala berkat terurai
lembar-lembar anyaman kenang
seperti berlomba menguak mimpi
tahun-tahun terlewat
sepanjang kelana usia
sehitungan enam puluh tahun
sejarak enam dasa warsa
usia pun bertambah tua!
Bersama raut senja ada semarak
keindahan yang semakin sejuk
seakan ria datang bersama fajar
menghapus batas sepi
di dada bermekaran bunga-bunga pagi
lagu-lagu ceria bersenandung lagi
hari-hari tak pernah murung
Puisi: Senja
Karya: Fridolin Ukur
Catatan:
- Fridolin Ukur lahir di Tamiang Layang, Kalimantan Tengah, pada tanggal 5 April 1930.
- Fridolin Ukur meninggal di Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2003 (pada umur 73 tahun).
Baca juga: Puisi tentang Berkemah