Puisi: Serenade (Karya Kirdjomuljo)

Melalui permainan kata dan imaji yang kuat, Kirdjomuljo berhasil menciptakan puisi yang meresapi keindahan dan kompleksitas perasaan manusia.
Serenade

Sore hari ini, riang – segar dan lincah
Sealun lagu – belum pernah kudengar melanda keningku
Datang dengan kedua belah tangan nadanya
Satu menjamah dahi, satu menggamit bibir dahaga

Menantang pandangku, bertanya dan berkisah
“berapa lamakah kamu hendak tahan
Mengembuskan nafas yang tiada berlagu”

Menyelesaikan karangan bunga pada senja hari
Tetapi tiada mengalungkan kepada yang dicintainya

Ditaburkan bunga-bunga pada senja yang segar
Hendak diajaknya melihat mimpi semalam penuh

Tetapi mimpi belum pernah dibuatnya
Engkau yang memungut bunga-bunga dari hati bumi
Mesti mengatakan – siapa hendak mesra dikalungnya

Hari hanya memberikan sekilas cahaya di fajar hari
Selengkung pelangi senja hari, dan sekejab nyanyiannya

Jika hari gelap, mana itu kekasih?
Yang tak kan mendengar panggilanmu.

Tak ada seseorang hendak kukalungi bunga ini
Tak ada lagu dapat mengiringi pernafasanku
Selengkung pelangi dan sekilas cahaya
Tak memberi satu kecupan kepadaku – yang tak punya rindu

Katakan pada mereka – yang hendak berebut mengalungkan
Minta ganti senyuman dan kasih sayang
Tiada berlagu, itulah laguku
Tiada mengalungkan itulah kerjaku

Datanglah yang hendak berkecup dan bermain
Ambillah yang kupungut dari hati bumi
Jangan menunggu aku hendak mengalungkan
Ambillah jangan ucapkan terima kasih

Aku yang memunguti – tiada memiliki
Juga kamu yang mengecup, jangan memeluk
Nanti datang anak-anak yang merajuknya
Mengatakan padamu – tentang orangtua ingin kaya

Jogja, 13/11/1952

Sumber: Budaya (Desember, 1952)

Analisis Puisi:
Puisi "Serenade" karya Kirdjomuljo adalah sebuah simfoni kata-kata yang membawa pembaca ke dalam suasana sore yang riang, penuh keceriaan, dan kerinduan.

Atmosfer Sore yang Riang: Puisi ini dibuka dengan deskripsi sore hari yang riang dan segar. Atmosfer ini menciptakan gambaran keindahan alam dan suasana hati yang cerah.

Lagu yang Belum Pernah Kudengar: Metafora lagu yang belum pernah didengar menggambarkan pengalaman yang baru dan menarik. Ini bisa mencerminkan kejutan atau keindahan baru dalam kehidupan penulis.

Kedua Belah Tangan Nadanya: Imaji ini menyoroti peran indra, khususnya pendengaran dan perasaan. Menangkap nada dengan tangan dan merasakannya dengan dahi dan bibir menghadirkan nuansa sensual dan artistik.

Pernyataan Tantangan: Pernyataan "berapa lamakah kamu hendak tahan Mengembuskan nafas yang tiada berlagu" menciptakan gambaran pergumulan melawan kehampaan dan kehidupan yang monoton.

Karangan Bunga dan Mimpi Semalam Penuh: Simbol karangan bunga pada senja dan mimpi semalam penuh menunjukkan romantisme dan keindahan. Namun, ada nuansa kekosongan yang mungkin mengisyaratkan ketidakpastian akan masa depan.

Kekuatan Senja dan Pelangi: Senja dan pelangi digambarkan sebagai elemen-elemen yang kuat dan indah. Mereka menciptakan nuansa keajaiban dan keberlanjutan dalam penggambaran suasana.

Hari yang Gelap dan Kekasih yang Hilang: Referensi pada hari gelap dan kekasih yang hilang menciptakan kontras dengan gambaran positif sebelumnya. Hal ini mungkin menggambarkan kesendirian atau kehilangan.

Simbolisme Bunga dan Pernyataan Kesendirian: Penggunaan bunga sebagai simbol cinta dan kasih sayang, tetapi dengan pernyataan bahwa "Tak ada seseorang hendak kukalungi bunga ini," menyoroti kesendirian atau ketidakberdayaan dalam mencapai hubungan yang diinginkan.

Pesan tentang Kesederhanaan: Penutup puisi menyampaikan pesan tentang kesederhanaan dan keikhlasan dalam memberi tanpa mengharapkan balasan. Pemilihan kata dan kalimat di sini menciptakan nuansa bijak dan menyentuh hati.

Melalui permainan kata dan imaji yang kuat, Kirdjomuljo berhasil menciptakan puisi yang meresapi keindahan dan kompleksitas perasaan manusia. "Serenade" bukan hanya tentang keceriaan, tetapi juga menyentuh lapisan emosional yang mendalam dan realitas kehidupan.

Puisi
Puisi: Serenade
Karya: Kirdjomuljo

Biodata Kirdjomuljo:
  • Edjaan Tempo Doeloe: Kirdjomuljo
  • Ejaan yang Disempurnakan: Kirjomulyo
  • Kirdjomuljo lahir pada tanggal 1 Januari 1930 di Yogyakarta.
  • Kirdjomuljo meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2000 di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.