Puisi: Bahan Sebuah Kisah (Karya Leon Agusta)

Puisi: Bahan Sebuah Kisah Karya: Leon Agusta
Bahan Sebuah Kisah


Adalah laut maha luas, bernama sejarah
Di sinilah gelombang kelam dengan topannya yang bisu
Mengentalkan ombak demi ombak menghempas menderu
Datang dan kembali. Ganas dan sepi
Kira adalah putra laut tanpa benua dan pelabuhan
Mengembara di seantero lautan, menengadah pada kabut
Mencari cahaya gaib, burung-burung di awan gemawan
Andakah ini kembara tanpa tujuan
Tanpa peta buat kembali?

Rinduku kembali ke perut bunda
Ingin bersimpuh tenteram di rahimnya yang dalam
Tapi seperti Adam sang Bapa telah kehilangan sorga
Salam selamat tinggal dalam diam telah terlepas
Maka segala yang bermula pun bermula, Tuhanku
Pengembara entah ke mana arah perginya
Sedu sedan terus tersekat
Taman firdaus telah jadi fana. Jadi bumi sementara
Di sinilah impian itu terus berkembang, membiaskan
gerhana di lingkup keluasan langit berkabut

Malam-malam keluh kesah terus bertanya
Bagaimanakah hidup dalam rahasia?
Tapi tak ada yang berdetik dalam ketika. Kosong
Dan bisik yang perlahan pun serasa juga kosong
Bila nanti sinar-sinar telah padam, luput menemu
yang kekal dan gelombang, angin cumbuan daunan telah
menghilang, adalah padang yang asing

Padang sunyi yang menghimpun segala ciptaan
Barangkali akulah sebilah panah
Patah tanpa sasaran, hilang tanpa daerah
bagi sesalku yang meraung di kelam hutan kekejian
Di mana tak ada lagi harap dan janji; sonder impian
Cuma api, lidah api, laut api di batas api

Cambuk-cambuk 'kan mengawalku?
Tapi masih tak ada detik dalam ketika. Kosong
Keluhan pun juga telah dikosongkan
Pernah pula kudengar angin berhembus bagai semata damai
Tapi gelisahku kejang diremuki perang silih berganti
Antara dua kutub yang tak pernah selesai!

Inilah bahan sebuah kisah. Sebuah tragedi
Kerangka bagi kisah yang agung
Diungkap dalam kata penuh silang dalam sengketa
Dalam tahun-tahun yang bising
Yang tak menyerahkan damai pada bumi

Di antara ada dan tak ada kepastian
Pesan nabi-nabi semakin sayup
Yang tersisa:
Filsafat kekecewaan, teknokrasi, perbudakan modern
Konsentrasi kamp dan perang saudara di mana-mana

Demikianlah
Di laut ini kapal-kapal terus tenggelam
Bukan semata karena besarnya gelombang
Tetapi karena kapalnya yang memang rapuh

Satu-satu kekuasaan Qobil dan Habil tumbuh dan digantikan
Yang abadi hanyalah
Pertama, kitab-kitab suci
Kemudian Spinx, Monalisa, patung-patung pahatan Phydias
Cerita-cerita Sophocles, dendang dan dongeng nenek moyang
Beribu puisi serta simponi
Yang senantiasa berbisik perlahan-lahan
Ketika sunyi khidmat terbaring dalam kalbunya.


1967

Sumber: Horison (Maret, 1968)

Leon Agusta
Puisi: Bahan Sebuah Kisah
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.