Puisi: Bisikan (Karya Wing Kardjo)

Puisi "Bisikan" karya Wing Kardjo adalah sebuah karya yang sarat dengan refleksi tentang makna hidup, suara dalam batin, dan kontras antara ....
Bisikan


Aku pun tahu
hidup yang itu
tapi ada suara
yang berkata. Yang

ini saja
lebih rapat
ke hati, lebih
akrab dan berarti

dari terang
lampu di ruang
tivi dan itu-ini
duniamu yang gemerlapan.

Sekiranya kuindahkan
tentunya bukan pelarian.


Sumber: Fragmen Malam, Setumpuk Soneta (1997)

Analisis Puisi:
Puisi "Bisikan" karya Wing Kardjo adalah sebuah karya yang sarat dengan refleksi tentang makna hidup, suara dalam batin, dan kontras antara kedalaman emosional dan kilauan dunia luar. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna yang lebih dalam di balik kehidupan sehari-hari dan pengalaman kita.

Realitas Kehidupan: Puisi ini dimulai dengan kata-kata "Aku pun tahu / hidup yang itu" yang mencerminkan pengakuan akan realitas kehidupan yang umum dan dikenal oleh semua orang. Namun, penekanan utama dalam puisi ini adalah pada suara batin atau intuisi yang lebih dalam daripada sekadar pengetahuan umum. Suara ini menggambarkan sebuah wawasan yang mungkin tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Kedalaman Emosional: Ketika penyair mengatakan "tapi ada suara / yang berkata. Yang / ini saja / lebih rapat / ke hati, lebih / akrab dan berarti," dia menyoroti adanya suara dalam batin yang memiliki koneksi yang lebih dalam dengan emosi dan kebermaknaan. Ini menunjukkan bahwa pengalaman emosional dan intuisi lebih berharga daripada kilauan dunia luar yang terlihat gemerlapan.

Kontras Dunia Luar dan Batin: Puisi ini menciptakan kontras antara "terang / lampu di ruang / tivi dan itu-ini / duniamu yang gemerlapan" dengan suara dalam batin yang lebih dalam dan lebih berarti. Lampu terang dan hiruk-pikuk dunia luar bisa menjadi sangat memikat, namun puisi ini mengingatkan kita untuk menghargai suara dalam batin yang lebih menunjukkan esensi kehidupan.

Penolakan Pelarian: Puisi ini mengakhiri dengan frasa "Sekiranya kuindahkan / tentunya bukan pelarian," yang menggambarkan penolakan untuk melarikan diri dari dunia nyata. Penolakan ini menunjukkan bahwa memprioritaskan suara dalam batin bukanlah upaya untuk menghindari realitas hidup, tetapi untuk lebih mendalam dan menghayati kehidupan sehari-hari dengan rasa pengertian yang lebih dalam.

Puisi "Bisikan" oleh Wing Kardjo mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih dalam dalam hidup, seperti suara dalam batin, pengalaman emosional, dan makna yang lebih dalam daripada sekadar gemerlap dunia luar. Melalui bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak kita untuk memandang kehidupan dengan perspektif yang lebih mendalam dan menghargai makna yang tersembunyi di balik rutinitas sehari-hari.

Puisi Wing Kardjo
Puisi: Bisikan
Karya: Wing Kardjo

Biodata Wing Kardjo:
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja lahir pada tanggal 23 April 1937 di Garut, Jawa Barat.
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja meninggal dunia pada tanggal 19 Maret 2002 di Jepang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.