Puisi: Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi (Karya L.K. Ara)

Puisi: Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi Karya: L.K. Ara
Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi


Tiga orang lelaki desa
Tiba pada sebuah kota industri
Mata mereka membesar
Ketika melihat akar
Bukan yang mengokohkan pohonan
Tapi akar baja
Yang mengokohkan bangunan
Mata mereka silau
Bukan oleh sinar fajar
Tapi silau oleh sinar lampu pijar

Karena telah diguncang Bus
Tepat jam 10.30 malam
Mereka tidur
Di baraknya
Barak nomor dua
Mereka lelap
Meski kota industri itu panas
Tapi alangkah nyaman rasanya
Di barak nomor dua ini
Udara dingin sekali
Udara teknologi

Pagi hari
Seperti di desa mereka yang dingin
Lelaki itu bangun
Mandi, berwuduk
Lalu sholat subuh
Udara teknologi
Terus menyirami
Dalam bercakap-cakap
Tentang tempat tidur
Yang lembut dari busa
Dan tentang air yang muncrat
Dari pipa

Pagi jam tujuh
Setelah subuh
Tiga lelaki desa itu
Berjalan dan berjalan
Sepuluh menit kemudian
Dengan rasa aman
Mereka tiba
Di depan ruang makan
Tapi alangkah sepi
Ruang makan ini
Meja-meja korsi-korsi
Memang ada
Tapi tamu tak ada
Seorang pun tak ada

Ketika seseorang melintas
Di tengah ruang
Lewat kaca
Seorang lelaki
Dari desa itu
Bertanya
Mengapa pintu itu ditutup
Dan apa makanan tak ada
(Semua pertanyaan dilakukan dengan bahasa isyarat)

Orang yang ditanya
Menggoyang-goyangkan tangannya
Mungkin artinya
Sudah habis
Sudah tak ada
Sudah tutup
Tetapi lelaki dari desa itu
Tetap ingin masuk
Lalu pintu dibuka
Dan terdengar suara
Sudah tak ada apa-apa
Air panas pun tak ada?
Tak ada semua sudah dingin.
Tak apa dingin pun tak apa
Lalu ketiga lelaki desa
Minum sekedarnya
Lalu permisi
Pada sepi
Lalu mereka berjalan
Dan berjalan
Di lorong-lorong kota industri
Dengan perut tak jadi diisi

Lalu mereka berjalan
Dan berjalan
Di lorong-lorong kota industri
Dengan sanubari terisi
Ketika bersua dengan rumput
Rumput yang hijau
Mereka seperti berkata
Dalam hati
Kita puasa hari ini


Lhokseumawe, 20 Februari 1987

Analisis Puisi:
Puisi "Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi" karya L.K. Ara memiliki beberapa aspek menarik yang dapat ditemukan dalam bahasa dan pesannya. Berikut adalah beberapa poin menarik yang bisa ditemukan dalam puisi ini:
  1. Perbedaan antara desa dan kota industri: Puisi ini menggambarkan perbedaan antara kehidupan di desa dan di kota industri. Ketiga lelaki desa tersebut mengalami perubahan yang mencolok ketika tiba di kota industri, terpesona oleh bangunan-bangunan dan teknologi yang mereka lihat.
  2. Kontras antara alam dan teknologi: Puisi ini menggambarkan perasaan kontras antara udara dingin alam desa yang mereka tinggalkan dan udara dingin yang dihasilkan oleh teknologi di kota industri. Ada perasaan nyaman meski di kota industri, namun ada juga perasaan kehilangan keaslian alam.
  3. Kehilangan makanan dan kelaparan: Ketika tiba di ruang makan, para lelaki desa tersebut menemukan bahwa tidak ada makanan yang tersedia. Mereka merasa kelaparan dan bingung menghadapi situasi tersebut. Meskipun demikian, mereka tetap menjaga semangat dan memutuskan untuk berpuasa.
  4. Pertemuan dengan rumput: Di tengah lorong-lorong kota industri, mereka bertemu dengan rumput yang hijau. Rumput ini menjadi simbol alam dan menggambarkan perasaan tenang dan terisi dalam hati mereka, meskipun mereka sedang berpuasa dan kelaparan.
Puisi ini memberikan gambaran tentang perubahan kehidupan dan kontras antara desa dan kota industri. Puisi ini juga menyoroti pengaruh teknologi dan perasaan nostalgia terhadap alam. Melalui cerita ketiga lelaki desa ini, puisi ini mencerminkan pengalaman manusia yang terjebak di antara kemajuan dan kerinduan akan sederhana dan alami.

Puisi: Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi
Puisi: Di Sebuah Kota Industri Suatu Pagi
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.