1981
Sumber: Horison (Oktober, 1982)
Analisis Puisi:
Puisi "Jalan Raya Ibu Kota" karya Leon Agusta adalah karya yang menggambarkan perasaan ketegangan, kecemasan, dan kehilangan. Puisi ini merujuk pada berbagai elemen alam, seperti topan, angin, malam, pagi, dan kabut, untuk menciptakan atmosfer yang memperkuat perasaan yang diungkapkan dalam puisi.
Topan dan Angin: Puisi ini dimulai dengan penggambaran topan yang menggertak dan angin yang menerjang. Ini menciptakan atmosfer ketegangan dan kecemasan yang menggambarkan suasana hati yang tidak stabil.
Tidak Siap dan Ketidakpastian: Penyair menyatakan bahwa dia tidak pernah siap bahkan untuk tidur, yang mencerminkan ketidakpastian dan kecemasan dalam hidupnya. Ini bisa menjadi representasi perasaan ketidakmampuan menghadapi perubahan tak terduga dan tantangan dalam kehidupan.
Mimpi Buruk: Penyair merujuk pada mimpi buruk yang selalu mengejarnya selama tidur. Ini dapat diartikan sebagai perasaan kekhawatiran dan tekanan yang terus-menerus menghantuinya, bahkan dalam mimpi.
Pagi Hari dan Kabut: Puisi ini menciptakan perubahan suasana dari malam yang cemas menjadi pagi yang penuh kehilangan. Kabut yang masih kental mendekap jendela menciptakan atmosfer kesendirian dan ketidakjelasan.
Koran Pagi: Koran pagi yang berita-beritanya tentang cinta yang hilang dan dendam yang berkeliaran di jalan raya menghadirkan elemen tragis dan penuh kehilangan dalam puisi.
Kemas di Jaringan Jalan Raya Ibu Kota: Puisi ini merujuk pada "senja penghabisan" dan menunjukkan ketidakmampuan penulis untuk menyempatkan diri dalam situasi yang mungkin terlambat. "Jaringan jalan raya ibu kota" bisa menjadi simbol kehidupan yang sibuk dan rumit yang menyertai kehilangan dan kecemasan.
Nyanyian dan Bisikan: Penyair merasa terhubung dengan nyanyian dan bisikan yang mungkin menjadi kenangan cinta atau kebahagiaan masa lalu. Namun, mimpi buruk dan ketidakpastian yang terus mengganggunya.
Secara keseluruhan, puisi ini menciptakan atmosfer ketegangan dan kecemasan yang diimbangi dengan elemen-elemen alam seperti topan, angin, kabut, dan perubahan waktu. Ini menciptakan gambaran yang kuat tentang perasaan penulis yang dipenuhi dengan ketidakpastian dan kehilangan dalam kehidupan dan hubungan cintanya.
Puisi: Jalan Raya Ibu Kota
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.