Jalan Setapak
Matahari menyanyi di ladang-ladang sepi
kalau musim menugal datang lagi
dan kita pergi
lewat jalan setapak ini
Ah, seperti hanya setumpuk mungil dusun ini
dan tak ada lagi tempat lain
dalam saat bersemarak ini
ketika dalam kemesraan begini kita terjalin
Seperti kau tak pernah lihat Paramaribo
dan berkarib di sana dengan Negro
mendengar mereka menyanyi:
Mie granma bien verjarie
Seperti akupun tak pernah tinggal di Solo
menyusuri jalan-jalannya, tak kenal ngaso
dan seperti kita sama sekali tak punya masa lampau
dan berada kini di sini, di sudut tanah Minangkabau
melihat langit yang sayup sunyi
mendengar matahari menyanyi
ketika kita pergi
lewat jalan setapak ini
Puisi: Jalan Setapak
Karya: Hartojo Andangdjaja
Catatan:
- Edjaan Tempo Doeloe: Hartojo Andangdjaja.
- Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya.
- Hartojo Andangdjaja lahir di Solo, Jawa Tengah, 4 Juli 1930.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah, 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun).
Baca Juga: Puisi Cinta versi Pendek