Puisi: Juru Silat (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Juru Silat" karya Subagio Sastrowardoyo merenungkan tema-tema moralitas, kekuasaan, dan pengaruh sosial atas ...
Juru Silat


Begitu mudah membunuh orang.
Tanpa senjata, tinggal menekan
jari ke lehermu lalu mencekik.
Begitu mudah memusnahkan nyawa
dan dunia terbagi hanya buatku.
Kau tahu, aku kuasa melakukan
itu, tanpa hukuman atau penyesalan.
Tapi tunggu, sebelum meninggalkan tempat,
lihat aku melompat ke atas panggung
membanggakan kepandaianku bersilat.
Akan kubuktikan otot-ototku yang kuat.
Ingat, sebab tanpa saksi semua gerakku
kehilangan arti. Seorang diri
pasti aku mati keisengan.



Sumber: Daerah Perbatasan (1970)

Analisis Puisi:
Puisi "Juru Silat" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang singkat tetapi kuat yang menyelidiki tema kekuasaan, kekerasan, dan pengaruhnya terhadap individu.

Kekuatan dan Kekejaman: Puisi ini membuka dengan pernyataan yang sangat kuat, yaitu bahwa membunuh seseorang adalah tindakan yang sangat mudah. Penyair merinci bagaimana membunuh tanpa senjata hanya dengan menekan jari ke leher seseorang. Hal ini menciptakan gambaran tentang kekejaman dan mudahnya mengambil nyawa seseorang.

Perasaan Kepemilikan dan Kuasa: Penyair menggambarkan perasaan superioritas dan kekuasaan atas kehidupan orang lain. Mereka mengklaim bahwa dunia hanya milik mereka, yang mencerminkan perasaan kepemilikan dan dominasi.

Pengaruh Individu: Penyair kemudian mengatakan bahwa mereka kuasa untuk melakukan perbuatan tersebut tanpa hukuman atau penyesalan. Ini menciptakan kesan seseorang yang sangat kuat dan bebas dari konsekuensi sosial. Hal ini menggambarkan ketidakpedulian terhadap moralitas dan konsekuensi tindakan.

Performa Silat: Puisi ini diakhiri dengan penyair menyatakan bahwa mereka akan melompat ke atas panggung dan memperlihatkan kemampuan silat mereka. Ini mungkin merupakan metafora untuk menunjukkan kekuatan fisik dan kemampuan dalam menghadapi ancaman atau tantangan.

Saksi dan Pengakuan: Penyair mengingatkan bahwa tanpa saksi, semua tindakan yang mereka lakukan kehilangan arti. Ini menyoroti pentingnya pengawasan sosial dan hukuman dalam menjaga tindakan kekerasan. Pengakuan diri dan pengakuan dari orang lain memainkan peran penting dalam menilai tindakan tersebut.

Kesepian dan Ketidakpastian: Puisi ini menunjukkan kesepian individu yang mungkin berbicara. Mereka mengakui bahwa jika mereka dibiarkan sendiri, mereka akan mati keisengan. Ini menyoroti kesendirian dan ketidakpastian yang mungkin muncul setelah tindakan kekerasan.

Secara keseluruhan, "Juru Silat" adalah puisi yang kuat dan menggelitik yang merenungkan tema-tema moralitas, kekuasaan, dan pengaruh sosial atas individu. Puisi ini menghadirkan sebuah narasi yang intens yang menimbulkan pertanyaan tentang batasan moral dan dampak kekerasan pada seseorang.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Juru Silat
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.