Puisi: Le Lac Leman (Karya Wing Kardjo)

Puisi "Le Lac Leman" karya Wing Kardjo merangkum nuansa kejenuhan dan keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menarik, sambil ...
Le Lac Leman
Untuk Toeti Heraty


bagai sebuah buku yang halaman-halamannya telah kaukenal, dan nomor-nomor urutannya
pun kauhafal, sebuah kalimat bisa berhenti pada satu tempat dan berlanjut pada
suatu peristiwa yang hanya terjadi dalam kepala, merentang bagai tabir
rahasia, dan sebuah sajak lahir sebab percakapan yang alpa.


Le Lac Leman (1)


Telaga basah dan burung
berterbangan, angsa
meluncur, angin
musimgugur.

Kau kedinginan dan angin melecut
bagai kebosanan. Terhenyak
di cafe, kau lelah antara
cangkir-cangkir kopi

dan cognac. Katamu kau ingin menyingkir,
tapi lelaki itu tak henti-henti bicara
tentang tanah hitam di selatan,

tentang hutan perawan, tentang hewan-
hewan liar di kawasan cadangan.
Begitu menjemukan!


Le Lac Leman (2)


Gerimis terus turun, lewat kaca kautatap
taman, daun bertimbun. Tak sadar
terlontar ajakan, "Antarkan
aku ke penginapan!"

Telaga basah dan sampan berjajar
musim gugur bergetar, kala
terbuka segala cadar, hutan
pun di negeri selatan

(dan beberapa lembar catatan
harian) malam itu
terbakar.

Terang di dalam, terang
di luar dan menyala
lama sekali.


Sumber: Fragmen Malam, Setumpuk Soneta (1997)

Analisis Puisi:
Puisi "Le Lac Leman" karya Wing Kardjo adalah sebuah karya yang memadukan elemen alam dengan pengalaman subjektif, dalam konteks hubungan antara dua individu.

Ekspresi Rasa Jenuh dan Keinginan untuk Melarikan Diri: Puisi ini dimulai dengan gambaran telaga yang basah dan penuh dengan burung, menggambarkan suasana alam yang indah. Namun, dalam cerita puisi ini, ada seorang pembicara yang merasa kedinginan dan terlontar dalam kebosanannya. Dia ingin melarikan diri dari situasi ini, seperti yang diungkapkan oleh kata-katanya, "kau ingin menyingkir." Ini menggambarkan perasaan jenuh atau tidak nyaman dalam situasi saat ini.

Dialog yang Mengecewakan: Dalam puisi ini, pembicara berada dalam situasi yang tampaknya menjemukan karena dia harus mendengarkan pembicara lain yang terus berbicara tentang hal-hal yang tampaknya tidak menarik bagi pembicara. Pembicara lain membicarakan tanah hitam di selatan, hutan perawan, dan hewan-hewan liar di kawasan cadangan. Meskipun tidak ada transkrip lengkap percakapan tersebut dalam puisi, suasana ketidaknyamanan dan kebosanan dapat dirasakan dari kata-kata pembicara. Ini bisa mencerminkan bagaimana komunikasi atau hubungan antara dua orang dapat menjadi melelahkan ketika salah satu pihak tidak tertarik dalam topik yang dibicarakan.

Keinginan untuk Melarikan Diri: Pada bagian kedua puisi, pembicara merasa tergoda untuk melarikan diri dari situasi tersebut. Dia meminta untuk diajak ke penginapan, yang mungkin adalah tindakan melarikan diri dari kebosanan yang sedang dia alami. Di tengah suasana gerimis dan daun yang menumpuk, pembicara menggambarkan suasana yang mengundang untuk menghindari percakapan yang tidak menarik.

Simbolisme Terang: Puisi ini berakhir dengan deskripsi terang yang berseri-seri dalam penginapan, menggambarkan pencerahan atau kecerahan di dalam dan di luar. Simbolisme terang ini dapat mencerminkan harapan atau kesempatan untuk melarikan diri dari situasi yang melelahkan dan menemukan cahaya dalam momen yang tampaknya suram.

Puisi "Le Lac Leman" karya Wing Kardjo merangkum nuansa kejenuhan dan keinginan untuk melarikan diri dari situasi yang tidak menarik, sambil menggunakan alam sebagai latar belakang untuk menyampaikan perasaan tersebut. Dalam puisi ini, pembaca bisa merasakan ketidaknyamanan dan dorongan untuk mencari pelarian.

Puisi Wing Kardjo
Puisi: Le Lac Leman
Karya: Wing Kardjo

Biodata Wing Kardjo:
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja lahir pada tanggal 23 April 1937 di Garut, Jawa Barat.
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja meninggal dunia pada tanggal 19 Maret 2002 di Jepang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.