Puisi: Salam (Karya L.K. Ara)

Puisi "Salam" karya L.K. Ara adalah sebuah persembahan yang penuh penghargaan terhadap kehidupan sehari-hari dan segala sesuatu di sekitarnya.
Salam (1)

salam kepada pintu terbuka yang tersenyum memandang kita
salam kepada kerikil yang menciumi kaki kita yang bersih dan kotor
salam kepada bunga di dalam pot dan bunga di luar pot yang memberi wangi harum kepada kita
salam kepada rumput yang hijau yang jadi permadani
salam kepada kendi yang berisi air dingin yang membasuh tangan, kaki, dan wajah kita
salam kepada tangga yang tinggi yang diam dan setia
salam kepada lantai yang rapat dan renggang
salam kepada tikar yang terkembang dalam warna-warni yang mengasyikkan mata
salam kepada seisi rumah, lelaki, perempuan yang besar dan kecil
salam kepada kita semua
salam.

Salam (2)

salam kepada penonton yang duduk di kursi, di baris depan dan belakang, kepada yang berdiri, kepada yang duduk di lantai kepada penjual karcis, penjaga pintu, pengantar tamu, kepada pemerintah negeri beserta stafnya, kepada tukang ketik, kepada pengantar surat, kepada halaman, kepada rumput, kepada kolam, langit, matahari, bintang-bintang, kepada bumi, gunung, lembah, mata air, sungai, penumpang bus, penumpang becak, penumpang mikrolet, pejalan kaki, pencopet yang berdasi dan tak berdasi, peminta-minta yang memakai baju lusuh, dan yang tanpa baju, kepada kertas untuk mengetik sajak ini, juga salam kepada syair yang siap dibacakan.


Analisis Puisi:
Puisi "Salam" karya L.K. Ara adalah sebuah penghormatan yang merangkul segala aspek kehidupan sehari-hari dan segala sesuatu di sekitarnya. Dengan memusatkan perhatian pada elemen-elemen sederhana dalam kehidupan sehari-hari, penyair membangun sebuah pemandangan yang mengagumkan tentang keberagaman dan keindahan dalam kehidupan manusia.

Penghargaan terhadap Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini merayakan keberadaan dan kontribusi semua elemen kehidupan sehari-hari, mulai dari pintu terbuka hingga kerikil di tanah. Penggunaan salam sebagai ungkapan rasa hormat menciptakan suasana yang hangat dan inklusif, menyoroti kecantikan dan nilai dalam hal-hal yang mungkin sering dianggap remeh.

Inklusivitas dan Keterhubungan: Penyair memperluas cakupan salamnya ke semua individu dan objek yang ada di sekitar. Dari penonton di kursi hingga bunga di luar pot, dari matahari di langit hingga pengantar surat, puisi ini menegaskan keterhubungan kita dengan dunia di sekitar kita. Ini mencerminkan pemahaman akan pentingnya toleransi, keberagaman, dan saling ketergantungan dalam kehidupan manusia.

Penghargaan terhadap Kreativitas dan Alam: Penyair tidak hanya memberi salam kepada manusia, tetapi juga kepada objek mati seperti kertas dan syair. Hal ini menunjukkan penghargaan terhadap kreativitas manusia dan keindahan yang tercipta melalui kata-kata dan seni. Selain itu, salam juga ditujukan kepada alam semesta, menyoroti keajaiban alam dan keterkaitannya dengan kehidupan manusia.

Kesederhanaan Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, memperkuat kesan keakraban dan kedekatan antara pembaca dengan objek-objek yang disebutkan. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati menciptakan gambaran yang jelas dan memperdalam rasa penghargaan terhadap hal-hal yang sering diabaikan.

Puisi "Salam" karya L.K. Ara adalah sebuah persembahan yang penuh penghargaan terhadap kehidupan sehari-hari dan segala sesuatu di sekitarnya. Dengan inklusivitas yang mengagumkan dan kesederhanaan bahasa, puisi ini mengajak pembaca untuk melihat keindahan dalam hal-hal kecil dan merayakan keterhubungan yang ada di sekitar kita. Ini adalah pengingat yang indah tentang pentingnya menghargai keberagaman dan keindahan dalam kehidupan manusia.

Puisi
Puisi: Salam
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.