Puisi: Wayang (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Wayang" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan tema yang universal tentang perjuangan mempertahankan identitas dan akar budaya dalam ...
Wayang


sebelum rela
untuk merelung kembali
ke rongga gua bunda
nyawa berseregang
mempertahankan bayangnya
bergetar di dinding layar
- selagi api di tiang terus menyala -
sehingga akhirnya lampus
dalam denyut angin pagi



Sumber: Keroncong Motinggo (1975)

Analisis Puisi:
Puisi "Wayang" karya Subagio Sastrowardoyo adalah karya sastra yang singkat tetapi penuh dengan simbolisme dan makna. Puisi ini menggambarkan perjuangan seseorang untuk mempertahankan identitas dan eksistensinya.

Judul Puisi: Judul puisi, "Wayang," merujuk kepada salah satu bentuk seni tradisional Indonesia yang terkenal, yaitu wayang kulit atau wayang orang. Wayang adalah seni pertunjukan yang sangat khas dan sarat dengan simbolisme.

Simbolisme Wayang: Wayang dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol identitas dan budaya. Wayang sering kali digunakan untuk menceritakan kisah-kisah epik dan mitos dalam budaya Indonesia. Dalam konteks ini, wayang dapat mewakili akar budaya dan identitas seseorang yang mungkin terancam oleh berbagai faktor eksternal.

Perjuangan dan Pengorbanan: Kata-kata "sebelum rela untuk merelung kembali" menggambarkan kesediaan seseorang untuk berjuang dan bahkan mengorbankan diri sendiri agar dapat mempertahankan identitasnya. Ide ini mungkin merujuk kepada perjuangan mempertahankan budaya dan tradisi yang mungkin terpinggirkan atau terancam oleh modernisasi atau globalisasi.

Rongga Gua Bunda: Rujukan kepada "rongga gua bunda" dapat diartikan sebagai tempat perlindungan dan akar dari budaya dan identitas yang diinginkan untuk dipertahankan. Gua bunda bisa menjadi metafora untuk tempat berlindungnya nilai-nilai budaya.

Nyawa Berseregang: Frasa "nyawa berseregang" mencerminkan perjuangan yang intens dan pengorbanan yang diperlukan dalam mempertahankan sesuatu yang berharga. Pemilihan kata "berseregang" memberi kesan bahwa ini adalah perjuangan yang penuh dengan ketegangan dan usaha yang ekstra.

Akhir yang Menyala: Puisi ini berakhir dengan gambaran "lampu dalam denyut angin pagi." Ini mungkin menunjukkan bahwa, meskipun ada perjuangan dan pengorbanan, upaya mempertahankan identitas dan budaya selalu ada dan akan tetap bersinar seperti sebuah cahaya dalam kegelapan.

Puisi "Wayang" karya Subagio Sastrowardoyo menggambarkan tema yang universal tentang perjuangan mempertahankan identitas dan akar budaya dalam menghadapi perubahan dan tantangan. Dalam hal ini, wayang dan simbolisme budaya Indonesia digunakan untuk mengilustrasikan perjuangan ini dengan indah.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Wayang
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.