Puisi: Bandung (Karya Saini KM)

Puisi "Bandung" karya Saini KM adalah sebuah kumpulan puisi yang menggambarkan perasaan dan refleksi seorang individu tentang kota Bandung dan .....
Bandung (1)

Ada seribu satu alasan untuk meninggalkan rumah
: Padang terbuka di kaki langit atau biru laut
Gelombang demi gelombang membuka cakrawala.
Lalu kau pun berkata: Alangkah pengapnya kota!

Saatnya tiba menghapus resah dan masa lalu
: Menghapus kota dari peta hidupmu. Saatnya tiba
Melupakan batas-batas dan jadi warga dunia!
Tak ada kota, katamu, bumilah tempat tinggalku.

Sampai di suatu saat, di suatu tempat di tanah asing
Seseorang menyebut nama itu, nama kota itu
Bagai ujung belati suatu tusukan menembus ulu hati
Kau pun mengaduh dan mengerti arti kata rindu.

Bandung (2)

Para pengembara berkata: Kita ini warga kemanusiaan
Mengapa kau mengurung dirimu dalam sebuah kota?
Negeri-negeri sudah kehilangan batasnya dan langit
Dibentangkan bagi semua sayap, bagi semua harap.

Di negeri asing pun hutannya hijau dan senyum gadis
Sama-sama kesumba. Bentang layar yang lebih lebar
Julang anjung yang lebih akbar! Dermaga berjuluran
Dari segala pelabuhan, menjanjikan petualangan.

Tinggalkan kota dan masa lalu! Kata mereka. Tetapi
Kemarin akan terbawa dalam esok hari dan kau
Tak mungkin melarikan diri dari dirimu sendiri
Dari kota yang jalannya uratmu, udaranya nafasmu.

Sumber: Nyanyian Tanah Air (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Bandung" karya Saini KM adalah sebuah kumpulan puisi yang menggambarkan perasaan dan refleksi seorang individu tentang kota Bandung dan dorongan untuk meninggalkannya. Puisi ini mencerminkan perasaan rindu terhadap kota yang menjadi bagian dari dirinya dan keraguan dalam meninggalkannya untuk menjelajahi dunia yang lebih luas.

Penggambaran Kota Bandung: Penyair menggambarkan Bandung sebagai "padang terbuka di kaki langit atau biru laut" dengan "gelombang demi gelombang membuka cakrawala". Ini menunjukkan keindahan alam dan ruang terbuka yang dimiliki Bandung. Namun, kemudian penyair merenung tentang kepadatan dan kesemrawutan kota yang bisa membuatnya merasa "pengap".

Meninggalkan Kota dan Masa Lalu: Penyair menggambarkan dorongan untuk meninggalkan kota dan "menghapus resah dan masa lalu" dari peta hidupnya. Pergi dari kota berarti membebaskan diri dari batas-batasnya dan menjadi "warga dunia". Namun, walaupun ada dorongan untuk meninggalkan kota, penyair menyadari bahwa akan sulit untuk benar-benar meninggalkan kota yang telah menjadi bagian penting dari dirinya.

Kekuatan Rindu dan Identitas Pribadi: Di bagian kedua puisi, penyair berbicara tentang dorongan orang lain untuk meninggalkan kota dan menjelajahi dunia. Namun, penyair menyadari bahwa kenangan masa lalu akan selalu membawanya kembali ke kota tersebut, bahkan di negeri asing. Kota Bandung adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitasnya.

Menghargai Tempat Asal: Meskipun terdorong untuk menjelajahi dunia yang lebih luas, penyair menyadari pentingnya menghargai tempat asalnya. Pergi dari kota tidak berarti melupakan akar dan jati diri. Kota Bandung tetaplah menjadi bagian yang tak tergantikan dari dirinya, dengan jalan-jalannya menjadi "uratmu" dan udaranya menjadi "nafasmu".

Puisi "Bandung" karya Saini KM adalah sebuah puisi yang mencerminkan perasaan rindu, keraguan, dan penghargaan terhadap kota Bandung. Penyair menggambarkan kota ini sebagai tempat dengan keindahan alam dan ruang terbuka, tetapi juga dengan kepadatan dan kesemrawutan yang mengganggu. Meskipun terdorong untuk meninggalkan kota dan menjelajahi dunia, penyair menyadari bahwa Bandung adalah bagian integral dari identitasnya, dan kenangan masa lalu akan selalu membawanya kembali ke kota tersebut.

Puisi Saini KM
Puisi: Bandung
Karya: Saini KM

Biodata Saini KM:
  • Nama lengkap Saini KM adalah Saini Karnamisastra.
  • Saini KM lahir pada tanggal 16 Juni 1938 di Kampung Gending, Desa Kota Kulon, Sumedang, Jawa Barat.
  • Saini KM dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.