Debu di Blouse Merah
Debu jalan
ikut mewarnai blouse-mu
yang merah darah.
Darah dan debu
warna kehidupan.
Janganlah debu itu dihapus
sebab barangkali
debu itu mengajak kita bersahabat.
Debu itu kehidupan kita.
Marilah kita cium
dan kita tangisi
diri kita.
Debu itu cacat-cacat kita
dan cacat-cacat itu
sebagian diri kita
jangan disembunyikan.
Seperti Puntadewa mengajak serta anjingnya
ke sorga,
kalau memang ingin diterima
kita ingin diterima
seluruhnya.
Pada titik terakhir
kita memang tak bisa berbagi
dengan diri sendiri.
Kita adalah kita
yang kotor dan merana,
pendosa.
Tapi kita telah terbuka
karena noda itu
tak usah kita tutup
dengan bulu domba.
Kita mau
seluruh diri diterima
atau
tidak sama sekali.
1980
Sumber: Kata (2007)
Puisi: Debu di Blouse Merah
Karya: Bakdi Soemanto
Biodata Bakdi Soemanto:
- Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
- Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.