Puisi: Demi Waktu (Karya Rachmat Djoko Pradopo)

Puisi "Demi Waktu" karya Rachmat Djoko Pradopo menggambarkan refleksi mendalam terhadap nilai waktu, pengalaman hidup, dan kebijaksanaan yang ....
Demi Waktu


adalah pengalaman yang mengagumkan
mungkin tidak mungkin ada
tapi demi waktu
sungguhnya manusia itu merugi
begitu cepatnya waktu
tapi kita masih di sini
dalam kesia-siaan
dalam kehampaan
tapi tidak bagi orang yang beramal baik
penganjur kebenaran dan sabar
rugilah mereka yang berbuat sia-sia
rugilah mereka yang berkubang
dalam ketakacuhan
begitu cepatnya waktu
begitu cepatnya usia
tapi amal kebaikan tak pernah bertambah
padahal di ujung usia
kubur menganga
begitu cepatnya, wah, begitu cepatnya
waktu larut begitu saja


Catatan:
Surat Al-Ashr.

Sumber: Tidur Tanpa Mimpi (2009)

Analisis Puisi:
Puisi "Demi Waktu" karya Rachmat Djoko Pradopo menggambarkan refleksi mendalam terhadap nilai waktu, pengalaman hidup, dan kebijaksanaan yang dapat diambil dari perjalanan waktu.

Waktu sebagai Pengalaman yang Mengagumkan: Pembukaan puisi ini menyatakan bahwa waktu adalah pengalaman yang mengagumkan. Ini menciptakan nuansa apresiasi terhadap nilai waktu dan perjalanan hidup.

Pemaknaan Kecepatan Waktu: "Begitu cepatnya waktu" merupakan frase yang diulang untuk menyoroti perasaan cepatnya berjalannya waktu. Hal ini mencerminkan sifat yang relatif dan terkadang tidak dapat diukur waktu.

Kesia-siaan dan Kehampaan: Penyair menyampaikan pemikirannya tentang kesia-siaan dan kehampaan yang mungkin dirasakan oleh manusia dalam perjalanan hidupnya. Ini menciptakan perasaan bahwa, meskipun waktu berjalan cepat, ada kekhawatiran terhadap makna hidup.

Amal Kebaikan dan Kesenangan Akhirat: Puisi menyiratkan bahwa amal kebaikan dan kesabaran akan membawa keuntungan di akhirat, sementara kegiatan sia-sia dan ketidakpedulian terhadap nilai-nilai spiritual akan merugikan seseorang.

Kematangan Spiritual: Penggunaan kata-kata seperti "penganjur kebenaran dan sabar" menciptakan citra orang-orang yang memiliki kedewasaan spiritual dan kesabaran menghadapi ujian hidup.

Pemandangan Kematian dan Kubur: Menyebutkan bahwa di ujung usia, kubur menganga, memberikan gambaran kematian dan perenungan tentang kehidupan setelah mati.

Ritma dan Pengulangan: Ritma puisi ini dibangun oleh pengulangan frasa "begitu cepatnya waktu," memberikan penekanan pada sifat cepatnya perubahan dan kemerosotan waktu.

Gaya Bahasa yang Sederhana: Gaya bahasa puisi ini relatif sederhana, dengan kata-kata yang dipilih dengan hati-hati untuk menyampaikan pesan filosofis. Ini memudahkan pembaca untuk meresapi makna yang lebih dalam.

Puisi "Demi Waktu" menciptakan gambaran tentang perjalanan hidup, waktu yang cepat berlalu, dan pentingnya kesabaran dan amal kebaikan. Dengan gaya bahasa sederhana namun dalam, puisi ini merangsang pemikiran tentang nilai waktu dan tindakan positif dalam menjalani hidup.

Puisi Rachmat Djoko Pradopo
Puisi: Demi Waktu
Karya: Rachmat Djoko Pradopo

Biodata Rachmat Djoko Pradopo:
  • Rachmat Djoko Pradopo lahir pada tanggal 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.
  • Rachmat Djoko Pradopo adalah salah satu Sastrawan Angkatan '80.
© Sepenuhnya. All rights reserved.