Puisi: Duhai Pemimpin (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Duhai Pemimpin" menggambarkan bahwa kepemimpinan bukanlah perjalanan yang mudah dan penuh kenyamanan. Seorang pemimpin harus berani ...
Duhai Pemimpin


"bila takut diterjang ombak
jangan berumah di tepi pantai"
begitu pesan leluhur

"bila engkau seorang pemimpin
di dalam diri tak ada kata ragu"
begitu pesan zaman

hari ini, di mana engkau berdiri
di pantai seraya bermain ombak?
di gunung memandang lembah?

atau engkau tak ke mana-mana
karena ragu mau berbuat apa

duhai, pemimpin!

Jakarta, 8 Oktober 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Duhai Pemimpin" karya Aspar Paturusi menyajikan analisis kritis terhadap peran pemimpin dan tantangan kepemimpinan.

Metafora Ombak dan Pantai: Metafora ombak yang diterjang dan pantai sebagai tempat berumah menciptakan gambaran tentang tantangan dan risiko yang harus dihadapi oleh pemimpin. Pantai adalah tempat yang indah namun juga berbahaya, menggambarkan bahwa kepemimpinan membawa risiko.

Pesan dari Leluhur: Puisi membuka dengan pesan leluhur yang menyiratkan bahwa kehidupan memiliki risiko, dan orang seharusnya bijaksana dalam memilih tempat berumah. Pesan ini menjadi analogi untuk pemimpin yang perlu berani menghadapi tantangan.

Tidak Ada Kata Ragu: Sentimen "tak ada kata ragu" menyoroti keberanian dan keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan ketegasan dan keputusan tanpa keraguan.

Pertanyaan Retorika: Pertanyaan retorika yang diajukan di akhir puisi memperkuat pesan penyair. Pemimpin diajak merenung apakah ia berdiri di pantai, menghadapi tantangan, ataukah terkendala oleh ketidakpastian dan keragu-raguan.

Kontras antara Tempat dan Sikap: Penyair menggambarkan kontras antara tempat (pantai) dan sikap (ketidakpastian). Pemimpin diasumsikan berada di tempat puncak, namun kemudian dihadapkan pada ketidakjelasan dan keraguan dalam bertindak.

Penggunaan Kata "Duhai": Kata "duhai" yang dipakai pada akhir puisi memberikan nuansa retorika dan penghormatan, mengundang pemimpin untuk merenungkan perannya dan tanggung jawabnya.

Puisi "Duhai Pemimpin" menggambarkan bahwa kepemimpinan bukanlah perjalanan yang mudah dan penuh kenyamanan. Seorang pemimpin harus berani menghadapi tantangan, mengambil keputusan tanpa ragu, dan memimpin dengan keyakinan. Pesan klasik yang disampaikan melalui metafora alam menambah kedalaman dan makna puisi ini, mengajak pembaca untuk merenungkan peran serta tanggung jawab seorang pemimpin.

Aspar Paturusi
Puisi: Duhai Pemimpin
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.