Puisi: Jari (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Jari" oleh Bakdi Soemanto mengajukan pertanyaan tentang ketidakpastian dalam memori, tafsiran, dan hubungan antara individu.
Jari


Benarkah yang kugenggam jarimu
di senja itu?
Benarkah yang hendak kucium jarimu
waktu kau menariknya dengan cepat,
waktu matahari hampir menutup tirai rapat.
Angin sangsi menyelinap di hati.
Lalu tujuh daun gugur
tidak sempat kau catat.
Peristiwa itu lewat
tidak pula kau ingat.

Tetapi tragisnya
ketika rekaman peristiwa itu
kubukakan dari ingatanku kepadamu
kau terkejut dan bertanya:
Masak semurah itu hargaku
membiarkan jariku kau genggam!

Benarkah yang kugenggam itu jarimu
di senja itu?
Catatan sejarah tak selamanya diterima benar
karena yang terlibat
tak selamanya sadar
dan menerima sebagai miliknya
ketika dicoba dilihat lagi.
Sekedar untuk dilihat lagi,
mungkin untuk dikenangkan.


13 Maret 1983

Sumber: Horison (Februari, 1984)

Analisis Puisi:
Puisi "Jari" karya Bakdi Soemanto menggambarkan ketidakpastian dalam memori dan persepsi, serta bagaimana makna dan nilai dapat berubah tergantung pada interpretasi dan sudut pandang. Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang kebenaran dan tafsiran dalam mengingat suatu pengalaman, serta menggambarkan kompleksitas dalam hubungan dan komunikasi antara individu.

Ketidakpastian dalam Kenangan: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan "Benarkah yang kugenggam jarimu / di senja itu?" yang mencerminkan keraguan dan ketidakpastian dalam memori tentang suatu peristiwa. Ini menggambarkan bagaimana kenangan dapat memudar atau diubah oleh waktu dan interpretasi subjektif.

Kompleksitas dalam Hubungan dan Komunikasi: Penyair menggambarkan momen di mana upaya untuk mencium jari seseorang berakhir dengan tindakan cepat yang mengubah dinamika hubungan tersebut. Ini menciptakan gambaran tentang komunikasi yang kurang jelas dan saling mempengaruhi antara dua individu.

Perubahan dalam Interpretasi: Puisi ini menciptakan situasi di mana salah satu individu menyampaikan pengalaman yang seolah-olah tidak dihargai oleh yang lain. Hal ini mencerminkan bahwa persepsi dan tafsiran dapat berubah seiring waktu dan konteks. Kebenaran sejarah dan kenangan tidak selalu sesuai dengan kenyataan dan reaksi orang lain.

Perubahan dalam Makna dan Nilai: Penyair mengeksplorasi ide bahwa makna dan nilai suatu peristiwa dapat berubah tergantung pada interpretasi yang berbeda. Rekaman peristiwa yang diungkapkan kepada orang lain dapat menghasilkan reaksi dan pertanyaan yang tidak terduga. Puisi ini juga menyentuh konsep bahwa sejarah dapat diubah oleh sudut pandang yang berbeda.

Refleksi dan Pengenangan: Puisi ini menggambarkan pengalaman yang direfleksikan dan diungkapkan kepada orang lain. Meskipun seorang individu mungkin merasa peristiwa tersebut tidak signifikan, itu tetap bisa memiliki makna dan dampak yang berbeda bagi yang lain. Refleksi ini mungkin ditujukan untuk merangsang pertanyaan dan introspeksi tentang apa yang dianggap penting.

Puisi "Jari" oleh Bakdi Soemanto adalah sebuah karya yang mengajukan pertanyaan tentang ketidakpastian dalam memori, tafsiran, dan hubungan antara individu. Melalui perumpamaan tangan yang digenggam dan ciuman yang berubah, puisi ini menggambarkan bagaimana makna dan nilai suatu peristiwa dapat berubah tergantung pada perspektif dan interpretasi yang berbeda.

Bakdi Soemanto
Puisi: Jari
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.