- Deskripsi Keindahan dan Kelembutan Alam: Puisi ini menggambarkan suasana yang indah dan lembut, terutama pada pagi musim bunga di Schiphol. Penyair menghadirkan gambaran perawan mandi, yang melambangkan kesegaran dan kemurnian alam. Deskripsi ini menambahkan sentuhan visual dan nuansa yang kuat pada puisi.
- Narasi Sejarah dan Perjuangan: Puisi ini menyelipkan narasi sejarah dan perjuangan dalam konteks kolonialisme. Ayah penyair dikisahkan sebagai seorang pergerakan di zaman kolonial yang meninggal akibat tindakan kekerasan. Hal ini menunjukkan warisan sejarah dan pengaruh perjuangan terhadap hidup penyair.
- Nostalgia dan Kerinduan: Puisi ini mencerminkan rasa kerinduan dan keinginan penyair untuk bersama ayahnya. Penyair ingin melihat dunia melalui mata ayahnya, mencari pemahaman dan cahaya yang lebih dalam. Hal ini menunjukkan kerinduan dan kebutuhan akan hubungan dan pemahaman yang telah hilang.
- Simbolisme Bunga Tulip: Bunga tulip disebutkan dalam puisi ini, memberikan simbolisme yang kaya. Aroma bunga tulip menyiangi tubuh penyair, menggambarkan kehadiran yang kuat dan menyentuh dari kenangan masa lalu. Bunga tulip juga melambangkan keindahan yang sementara dan kehidupan yang rapuh.
- Pengembaraan dalam Alam Kenangan: Puisi ini menggambarkan penyair sebagai seorang pengembara yang melintas melalui alam kenangan. Pengembaraan ini membawa penyair ke berbagai tempat dan memicu berbagai asosiasi, menggambarkan kompleksitas perjalanan jiwa dan mencari pemahaman.
Puisi: Lintasan Kenangan
Karya: Leon Agusta
Biodata Leon Agusta:
- Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
- Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
- Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.