Puisi: Maukah Kau Disebut Pahlawan (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Maukah Kau Disebut Pahlawan" karya Aspar Paturusi mengangkat tema pengorbanan dan pengakuan atas jasa para pahlawan yang gugur dalam ....
Maukah Kau Disebut Pahlawan

Di makam, siang ini
kucari namamu
di antara deretan batu nisan

Tak ada namamu
nama anggota pasukanmu
amat jelas terukir

pasukanmu: harimau belang
tak pernah lari dari arena perang
satu peluru satu jiwa
satu jengkal tanah satu nyawa

Lalu kau pun gugur
tak ada namamu di makam pahlawan
namun kisahmu disebarkan angin
dikenang para orang tua dan anak muda
hanya kampungmu menorehkan namamu

Karena tak ada namamu di makam
kau pun tak tercatat sebagai pahlawan

Jakarta, 17 Agustus 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Maukah Kau Disebut Pahlawan" karya Aspar Paturusi mengangkat tema pengorbanan dan pengakuan atas jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran. Penyair menggambarkan ketidakseimbangan antara penghargaan yang layak diberikan kepada para pahlawan dan kenyataan bahwa beberapa di antara mereka tidak tercatat sebagai pahlawan secara resmi.

Penggunaan Metafora: Penyair menggunakan metafora "harimau belang" untuk menggambarkan keberanian dan keteguhan hati para anggota pasukan yang berjuang. Harimau, sebagai simbol keberanian dan kekuatan, menggambarkan semangat juang yang tidak pernah padam dari para pahlawan. Metafora ini menekankan sifat heroik dan keberanian mereka di medan perang.

Pembingkaian Kisah Pahlawan: Puisi ini membingkai kisah pahlawan yang gugur dengan penghormatan yang tulus, meskipun namanya tidak terukir di makam pahlawan. Meskipun tidak mendapatkan pengakuan resmi, kisah pengorbanan dan keberanian mereka tetap hidup dan dikenang oleh masyarakat setempat, terutama oleh generasi yang datang setelah mereka.

Ketidakseimbangan Pengakuan: Puisi ini menggambarkan ketidakseimbangan dalam pengakuan terhadap para pahlawan. Meskipun mereka telah melakukan pengorbanan besar dan berjuang dengan gagah berani, namun beberapa di antara mereka tidak diakui sebagai pahlawan secara resmi. Hal ini mencerminkan realitas bahwa tidak semua pahlawan mendapatkan pengakuan yang layak atas jasa-jasa mereka.

Pertanyaan pada Pembaca: Puisi ini mengajukan pertanyaan yang menantang kepada pembaca, yaitu apakah mereka bersedia menganggap para pahlawan yang tidak tercatat sebagai pahlawan resmi sebagai pahlawan sesungguhnya. Hal ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna sebenarnya dari status sebagai pahlawan dan pengakuan atas jasa-jasa yang telah dilakukan.

Puisi "Maukah Kau Disebut Pahlawan" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya yang menggugah kesadaran tentang pentingnya mengakui dan menghargai pengorbanan para pahlawan, terlepas dari apakah mereka mendapatkan pengakuan resmi atau tidak. Melalui penggunaan metafora yang kuat dan pembingkaian kisah pahlawan yang penuh penghargaan, penyair berhasil menyampaikan pesan yang mendalam tentang keberanian, pengorbanan, dan ketidakseimbangan dalam pengakuan terhadap jasa-jasa pahlawan.

Aspar Paturusi
Puisi: Maukah Kau Disebut Pahlawan
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.