Puisi: Pemimpinku (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Pemimpinku" karya Aspar Paturusi mencerminkan nostalgia, keprihatinan, dan harapan terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan seorang ...
Pemimpinku

masih ada sawah tersisa
pematang masih melintang
tak kutemukan lagi sawah
dimana kuda sering kutambatkan

kubalap kuda dengan gagah
di kampungku, anak-anak mahir berkuda
ada pula sang gembala memetik kecapi
sambil duduk di punggung kerbau

kemana kini sang gembala sobatku
hitam kulitmu tajam sorot matamu
tampak tak cemas pada masa depan
lalu kini sawah kurang, kerbau pun hilang

gembalaku, kebanggaanku
kuharap kita bersua di hari tua ini
kuingin mendengar bunyi kecapimu lagi
dibawa tiupan angin di tengah rumput hijau

gembalaku, teman masa kanakku
bila engkau memimpin keluargamu
sebagai seorang gembala yang tangkas
kuharap kau jadi pemimpin anak-anakmu


Makassar, 24 Januari 2010

Analisis Puisi:
Puisi "Pemimpinku" karya Aspar Paturusi adalah sebuah puisi yang mencerminkan nostalgia, keprihatinan, dan harapan terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan seorang pemimpin dan komunitasnya. Aspar Paturusi menggunakan gambaran sawah, kuda, dan gembala untuk menyampaikan pesan yang mendalam tentang perubahan dan tanggung jawab seorang pemimpin.

Nostalgia dan Keprihatinan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang masa lalu yang indah, di mana sawah masih luas dan kuda sering dikendarai. Namun, dengan berjalannya waktu, ada perubahan yang terjadi. Penyair merasa kehilangan akan masa lalu yang penuh kehidupan dan kegembiraan.

Perubahan dan Kehilangan: Dalam puisi ini, perubahan terjadi dengan hilangnya elemen-elemen tradisional seperti sawah dan kerbau. Perubahan ini juga merujuk pada hilangnya figur sang gembala, yang merupakan simbol kearifan lokal dan kehidupan yang sederhana.

Tanggung Jawab Seorang Pemimpin: Penyair mengekspresikan harapan dan tanggung jawab terhadap seorang pemimpin, yang dalam konteks puisi ini adalah sang gembala. Dia menginginkan agar sang gembala memimpin keluarganya dengan tangkas dan bijaksana, menunjukkan betapa pentingnya peran kepemimpinan dalam membimbing dan melindungi komunitas.

Simbolisme Kuda dan Gembala: Kuda dan gembala dalam puisi ini melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan ketangguhan seorang pemimpin. Mereka adalah simbol-simbol kepercayaan dan pengabdian kepada komunitas yang dipimpinnya.

Harapan akan Kembali: Meskipun terjadi perubahan dan kehilangan, puisi ini menciptakan suasana harapan akan kebangkitan dan kembali ke akar-akar tradisional yang membentuk identitas komunitas. Penyair mengekspresikan harapan untuk kembali mendengar suara sang gembala dan menghidupkan kembali nilai-nilai masa lalu.

Puisi "Pemimpinku" adalah puisi yang memadukan elemen nostalgia, perubahan, dan harapan dalam sebuah narasi yang sederhana namun dalam. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan simbolisme yang mendalam, Aspar Paturusi menggambarkan pentingnya mengenang akar-akar budaya dan kepemimpinan yang bijaksana dalam menghadapi perubahan zaman.

Aspar Paturusi
Puisi: Pemimpinku
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.