Puisi: Pensiun (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Pensiun" karya Aspar Paturusi membawa pembaca ke dalam refleksi yang tenang dan memikirkan tentang masa pensiun.
Pensiun

setiap hari kau rawat bunga-bunga
sahabat segar di sisa-sisa usia
ternyata hari tuamu tak sepi
walau uang pensiun tak mencukupi
kau bangga sempat jadi pegawai negeri

tak ada keluh pada tarikan napasmu
kau jalani garis takdir selama ini
buat bisa senyum bukan besarnya gaji
kau hanya tahu kerja harus memberi
itulah tekad saat mengucapkan sumpah

wangi bunga menyegarkan hidupmu
angin lembut menyentuh wajahmu
masa pensiun ternyata indah
tak ingat lagi pada gaji rendah

Jakarta, 27 Januari 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Pensiun" karya Aspar Paturusi membawa pembaca ke dalam refleksi yang tenang dan memikirkan tentang masa pensiun. Puisi ini menggambarkan pengalaman seorang pensiunan yang menemukan kebahagiaan di sederhana, menghadapi keterbatasan keuangan, dan menikmati keindahan hidup setelah berakhirnya masa kerja.

Perawatan terhadap Bunga-Bunga: Puisi dimulai dengan gambaran tentang aktivitas pensiunan yang merawat bunga-bunga setiap hari. Tindakan ini dapat diartikan sebagai simbol kepedulian terhadap kehidupan, keindahan, dan makna di masa pensiun.

Keterbatasan Keuangan: Meskipun keterbatasan uang pensiun diakui, pensiunan tidak mengeluh. Bahkan, dia tetap bangga telah menjadi pegawai negeri. Ini menyoroti nilai-nilai seperti kebanggaan, dedikasi, dan pengabdian yang melekat pada pengalaman kerja.

Senyum dan Tekad Saat Sumpah: Puisi menyinggung tentang senyum sebagai hasil dari tekad saat mengucapkan sumpah. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai positif yang ditanamkan selama masa kerja terus membawa kebahagiaan di masa pensiun.

Ketenangan di Masa Purna Bakti: Deskripsi tentang wangi bunga dan sentuhan lembut angin mengeksplorasi atmosfer ketenangan di masa pensiun. Puisi menciptakan gambaran visual tentang keindahan alam dan kesejahteraan jiwa.

Pernyataan bahwa Masa Pensiun Indah: Puisi menyimpulkan dengan pernyataan bahwa masa pensiun ternyata indah, tanpa kenangan tentang gaji rendah. Ini menekankan bahwa keindahan hidup bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang ketenangan, kepuasan, dan penghargaan terhadap hidup.

Puisi "Pensiun" karya Aspar Paturusi memberikan pandangan yang positif tentang masa pensiun, menekankan nilai-nilai yang lebih mendalam daripada sekadar aspek finansial. Puisi ini memberikan penghormatan pada pengabdian sepanjang karier dan mengajak pembaca untuk merayakan kehidupan di masa purna bakti.

Aspar Paturusi
Puisi: Pensiun
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.