Puisi: RAMADHAN (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "RAMADHAN" menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti dan makna sejati dari bulan suci tersebut serta mengeksplorasi perjalanan spiritual ...
RAMADHAN

perlahan kulangkahkan kaki ke halaman ramadhan
di rumah telah kubersihkan daki dosa yang lekat di baju
kusimpan pula segala keluhan dan mimpi hari kemarin
namun cukup kuatkah aku tegak di gerbang bulan mulia

begitu banyak doaku tergeletak di halaman
bolehkah aku mengambilnya kembali
izinkan aku menggantinya dengan doa-doa baru

kini aku paham doa harus lahir lebih jernih
teruji dalam ketulusan hati nurani
terkirim bersama rindu yang dalam

Jakarta, 8 Agustus 2010

Analisis Puisi:
Puisi "RAMADHAN" karya Aspar Paturusi menggambarkan perjalanan spiritual seseorang menuju bulan Ramadan dengan penuh refleksi, kebersihan, dan harapan. Dalam puisi ini, Paturusi menggambarkan pengalaman pribadi yang mendalam dan proses transformasi yang terjadi selama bulan suci Ramadan.

Perjalanan Spiritual: Puisi ini dimulai dengan penggambaran perjalanan spiritual penyair ke halaman Ramadan. Langkah yang diambil perlahan-lahan menunjukkan kesadaran dan kehormatan dalam memasuki bulan suci. Hal ini menggambarkan pentingnya persiapan internal dan eksternal untuk menyambut Ramadan dengan hati yang bersih dan penuh kekhusyukan.

Pembersihan Dosa dan Keluhan: Penyair menyatakan bahwa ia telah membersihkan diri dari dosa-dosa yang melekat padanya dan menyimpan segala keluhan serta mimpi dari hari-hari sebelumnya. Langkah ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya membersihkan diri secara spiritual dan meninggalkan beban-beban masa lalu untuk memulai lembaran baru dengan kesucian dan ketulusan.

Tantangan di Gerbang Bulan Mulia: Penyair merenungkan apakah dirinya cukup kuat untuk berdiri di gerbang bulan mulia, menunjukkan rasa hormat dan kerendahan hati dalam menyambut Ramadan. Gerbang bulan mulia merupakan simbol kehadiran spiritual yang penuh kemuliaan dan keteguhan iman.

Pertimbangan Doa: Penyair menyadari bahwa begitu banyak doa yang telah ditinggalkannya di halaman Ramadan. Namun, ia mempertimbangkan untuk mengambilnya kembali, menyadari bahwa doa haruslah lahir dari ketulusan hati dan nurani yang teruji. Ini mencerminkan kebijaksanaan dalam memilih doa-doa yang akan dikirimkan kepada Sang Pencipta.

Transformasi Spiritual: Puisi ini menggambarkan pemahaman baru penyair tentang arti sejati dari doa. Doa yang lahir dari ketulusan hati, teruji dalam kesadaran diri, dan disertai dengan rindu yang mendalam, menjadi doa yang paling bernilai di hadapan Allah. Transformasi spiritual ini merupakan inti dari pengalaman Ramadan yang sejati.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun mendalam, Aspar Paturusi berhasil menyampaikan pesan tentang kebersihan spiritual, keteguhan iman, dan harapan yang tulus dalam menyambut bulan Ramadan. Puisi "RAMADHAN" menginspirasi pembaca untuk merenungkan arti dan makna sejati dari bulan suci tersebut serta mengeksplorasi perjalanan spiritual mereka sendiri dalam mencapai kesucian dan kebenaran.

Aspar Paturusi
Puisi: RAMADHAN
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.