Puisi: Soneta Perpisahan (Karya Leon Agusta)

Puisi | Soneta Perpisahan | Karya | Leon Agusta |
Soneta Perpisahan


Di luar villa berkilauan cahaya perbukitan
Topan turun menjelang pagi di Monterey
Pantai dan laut berkisah lewat gelombang
Ungkapan bimbang terus menggapai

Kita digenggam maut yang mengintai
Gapai luput, desah tumpah di pasir
Mimpi pecah dalam kebisuan
Kita rebah bagai bangkai laba-laba

Rembang pucat membiaskan kelipan
Pada laut bulan berhenti berkaca
Dalam angan pisah menderu berkejaran

Sebelum lidah jadi belati, Eliza
Berikanlah senyummu pada gurun-gurun kehilangan
Yang menelan bintang-bintang dengan sepinya


Santa Cruz, 1978

Sumber: Gendang Pengembara (2012)

Catatan:
Beberapa hal menarik dari puisi "Soneta Perpisahan" karya Leon Agusta adalah sebagai berikut:
  1. Deskripsi Alam yang Indah: Puisi ini menghadirkan gambaran alam yang indah, seperti villa dengan cahaya yang berkilauan, perbukitan, pantai, dan laut yang berkisah melalui gelombang. Deskripsi ini menciptakan suasana yang menarik dan memberikan latar belakang yang kuat untuk perasaan perpisahan yang diungkapkan dalam puisi.
  2. Kontras Antara Kehidupan dan Ancaman Kematian: Puisi ini mencerminkan keberadaan ancaman kematian yang melingkupi kehidupan. Penyair mengungkapkan rasa bimbang dan keberanian dalam menghadapi maut yang mengintai. Kontras antara keindahan alam dan kehadiran kematian menambahkan dimensi emosional yang kuat pada puisi ini.
  3. Kepekaan terhadap Perpisahan dan Kehilangan: Puisi ini menyoroti perasaan perpisahan dan kehilangan yang dialami oleh penyair. Kata-kata seperti "rebah bagai bangkai laba-laba" dan "desah tumpah di pasir" menggambarkan kehampaan dan kegagalan dalam menjaga hubungan. Puisi ini mengekspresikan kesedihan dan kehilangan dengan gaya yang kuat.
  4. Simbolisme Bulan dan Bintang: Bulan dan bintang digunakan sebagai simbol dalam puisi ini. Laut bulan yang berhenti berkaca mencerminkan ketidakstabilan dan ketidakpastian perpisahan, sedangkan bintang-bintang yang ditelan oleh kehampaan menggambarkan hilangnya harapan dan kehilangan yang mendalam.
  5. Permintaan Terakhir pada Eliza: Puisi ini mengakhiri dengan permintaan terakhir pada Eliza, yang mungkin merupakan sosok yang dicintai atau yang diinginkan oleh penyair. Permintaan untuk memberikan senyum pada "gurun-gurun kehilangan" menggambarkan harapan terakhir untuk menemukan kebahagiaan dan kehangatan dalam situasi perpisahan dan kehilangan.
Melalui penggunaan gambaran alam yang indah, kontras emosi, dan simbolisme yang kuat, puisi "Soneta Perpisahan" menghadirkan perasaan perpisahan, kehilangan, dan kehampaan yang dapat menggugah emosi dan mengundang refleksi pada pembaca.

Leon Agusta
Puisi: Soneta Perpisahan
Karya: Leon Agusta

Biodata Leon Agusta:
  • Leon Agusta (Ridwan Ilyas Sutan Badaro) lahir pada tanggal 5 Agustus 1938 di Sigiran, Maninjau, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta meninggal dunia pada tanggal 10 Desember 2015 (pada umur 77) di Padang, Sumatra Barat.
  • Leon Agusta adalah salah satu Sastrawan Angkatan 70-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.