Puisi: Ada Lembaran Rindu (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Ada Lembaran Rindu" menggambarkan perjalanan spiritual dan keintiman dengan Tuhan. Melalui bahasa yang sederhana, Aspar Paturusi berhasil ...
Ada Lembaran Rindu


tak terasa aku berdiri di sini
memandang pantaimu
sampai pula deru ombak
aku tersentak
jauh sudah aku berlayar
kutahu,aku kian dekat ke akhir
gerbang takdir

kukirim salam
ada lembaran rindu
melayang jauh
rebah di kaki-Mu
terimalah sujudku

bersama sepi malam
perlahan zikir
dan istigfar
tertunduk khidmat
meraih ampunan-Mu

takada tawar menawar
bila tiba saat
harus ikhlas
sepenuh cinta
berkali-kali
mengulang asma-Mu

beginilah hamba
terimalah


Jakarta, 13 April 2013

Analisis Puisi:
Puisi "Ada Lembaran Rindu" karya Aspar Paturusi menghadirkan suatu perjalanan spiritual dan kebersamaan dengan Sang Pencipta. Melalui bahasa yang sederhana namun mendalam, puisi ini menggambarkan perasaan ketaatan dan kerinduan yang mendalam terhadap Tuhan.

Pemandangan Pantai Sebagai Pintu Menuju Takdir: Puisi dimulai dengan penggambaran penyair yang berdiri di pantai, memandang takdirnya. Pantai disajikan sebagai titik awal perjalanan spiritual, dan deru ombak menciptakan kesan alam yang kuat, mungkin merujuk pada keagungan dan kekuasaan Tuhan.

Perjalanan Spiritual yang Mendekatkan pada Akhir: Ungkapan "jauh sudah aku berlayar" merujuk pada perjalanan hidup yang telah dilalui penyair. Perasaan mendekat ke akhir hidup diilustrasikan dengan kata-kata "kutahu, aku kian dekat ke akhir gerbang takdir." Ini menciptakan nuansa introspektif tentang takdir dan kehidupan setelahnya.

Salam dan Lembaran Rindu: Penyair mengirim salam kepada Tuhan dengan "ada lembaran rindu," menciptakan gambaran keintiman dan kerinduan spiritual. Lembaran rindu melayang dan rebah di kaki Tuhan, menunjukkan pengakuan ketergantungan dan kerendahan hati penyair di hadapan Sang Pencipta.

Sujud dalam Kehadiran Tuhan: Puisi menyajikan gambaran sujud yang terkirim sebagai bentuk ibadah dan penghormatan kepada Tuhan. Sujud ini dipresentasikan sebagai sikap tunduk dan khidmat, menunjukkan rasa keterhubungan yang mendalam.

Zikir dan Istigfar: Malam yang sepi menjadi latar bagi aktivitas spiritual penyair, seperti zikir dan istigfar. Aktivitas ini menciptakan gambaran ketenangan dan kekhusyukan dalam menjalani perjalanan spiritual, menunjukkan kesadaran akan kebutuhan akan pengampunan Tuhan.

Ikhlas dan Cinta dalam Mengulang Asma-Mu: Penyair menekankan pentingnya sikap ikhlas dan cinta dalam menghadapi takdir. Ungkapan "tak ada tawar menawar" menciptakan kesan kesetiaan dan penerimaan akan keputusan Tuhan. Mengulang asma Tuhan berkali-kali menciptakan citra kesungguhan dan keseriusan dalam penghormatan.

Penerimaan Hamba yang Tertunduk Khidmat: Puisi diakhiri dengan ungkapan "beginilah hamba, terimalah," menunjukkan kesediaan penyair untuk menerima segala takdir dan ujian dengan hati yang tunduk dan penuh khidmat.

Puisi "Ada Lembaran Rindu" adalah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual dan keintiman dengan Tuhan. Melalui bahasa yang sederhana, Aspar Paturusi berhasil menyampaikan makna mendalam tentang ketaatan, kerendahan hati, dan penerimaan atas takdir. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan spiritual mereka dengan keberadaan Ilahi.

Aspar Paturusi
Puisi: Ada Lembaran Rindu
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.