Puisi: BADIK (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "BADIK" karya Aspar Paturusi tidak hanya sekedar menggambarkan sebuah alat tradisional, melainkan menyampaikan pesan-pesan yang mendalam ...
BADIK

jangan sentuh lagi badik kakek
kini tenang tergeletak di peti
genggamlah sebilah badik perkasa
penakluk segala masalah

badik itu tidak terselip di pinggang
tapi harus kukuh tegak di hati
badik itu bernama badik iman
pamornya berukir takwa

inilah badik yang harus kau miliki
tak ada darah di tajam ujungnya
hanya berhias cinta kasih
senyum buat saudara seiman

badik iman berpamor takwa
cabut dari hati segera
bila ada duka musibah

Jakarta, 13 Juli 2010

Analisis Puisi:

Puisi "BADIK" karya Aspar Paturusi merupakan sebuah karya sastra yang sarat dengan simbolisme dan makna yang dalam. Dalam analisis ini, kita akan mencoba untuk memahami beragam makna dan pesan yang tersirat dalam setiap bait puisi ini.

Simbolisme Badik: Badik dalam puisi ini bukan sekadar sebuah pisau tradisional, melainkan sebuah simbol yang menggambarkan kekuatan dan keberanian. Badik digambarkan sebagai penakluk segala masalah, sebuah alat yang dipegang teguh untuk menghadapi tantangan hidup.

Badik Iman: Pada bait selanjutnya, penyair mengungkapkan bahwa badik yang sejati bukanlah badik yang berada di pinggang, melainkan yang tersemat dalam hati. Badik iman merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan keteguhan dalam keyakinan.

Takwa dan Keharmonisan: Puisi menggarisbawahi pentingnya takwa dalam kehidupan. Takwa di sini bukan sekadar kepatuhan ritual, tetapi juga sikap dan perilaku yang berasal dari hati yang tulus. Badik iman diukir dengan takwa, dan itulah yang membuatnya kuat.

Pesan Persaudaraan: Penyair menekankan bahwa badik iman juga mengandung nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang. Di ujungnya tidak ada darah yang ditumpahkan, melainkan senyum untuk saudara seiman. Ini merujuk pada pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.

Penutup yang Kuat: Dalam penutup, penyair menegaskan bahwa badik iman harus segera dicabut dari hati ketika ada duka dan musibah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi cobaan hidup, kekuatan iman dan keteguhan hati adalah hal yang paling dibutuhkan.

Puisi "BADIK" tidak hanya sekedar menggambarkan sebuah alat tradisional, melainkan menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang keberanian, keimanan, persaudaraan, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan hidup. Melalui penggunaan simbolisme yang kaya dan bahasa yang padu, Aspar Paturusi berhasil menghadirkan sebuah karya sastra yang menginspirasi dan memprovokasi pemikiran pembaca.

Aspar Paturusi
Puisi: BADIK
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.