Puisi: Bukuku Bukumu, Bacalah (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Bukuku Bukumu, Bacalah" karya Aspar Paturusi mendorong kita untuk menghargai buku sebagai jendela menuju pemahaman yang lebih dalam ...
Bukuku Bukumu, Bacalah


tiba-tiba masa kanakku melintas lewat
aku bisa membaca, teriakku, ke seisi rumah
itulah saat indah sesudah belajar di sekolah
sekian tahun kemudian, banyak buku kubaca

kusimak semua peristiwa pada setiap halaman
tak selalu mudah kupahami dan bisa kuendapkan
ternyata sangat banyak buku yang belum terbaca
jutaan buku pernah ditulis manusia di dunia

andai setiap orang menuliskan buku kehidupan
lalu terbuka membacakannya halaman demi halaman
tak ada lagi rahasia di antara kita yang tersimpan
lembaran korupsi, kejahatan, moral, semua tersajikan

ini bukuku, mana bukumu
bacalah!

Jakarta, 27 Februari 2013

Analisis Puisi:
Puisi "Bukuku Bukumu, Bacalah" karya Aspar Paturusi merangkum perjalanan seseorang dalam dunia membaca, mengajak kita untuk merenung tentang keindahan pengetahuan dan potensi untuk saling memahami melalui kisah kehidupan yang tercatat.

Masa Kanak-Kanak sebagai Awal Perjalanan Membaca: Puisi dimulai dengan gambaran tentang masa kanak-kanak, di mana kemampuan membaca pertama kali ditemukan. Melintasnya masa kanak-kanak menjadi momen indah yang dirayakan oleh penulis, menciptakan suasana nostalgia dan kegembiraan.

Pendidikan sebagai Kunci Pembuka Pintu Membaca: Saat penulis menyebut "sesudah belajar di sekolah," tergambar bahwa pendidikan membuka akses ke dunia membaca. Ini menciptakan hubungan antara pembelajaran dan penemuan kekuatan membaca sebagai keterampilan penting untuk mengakses pengetahuan.

Penghayatan Peristiwa melalui Buku: Penyair menyatakan bahwa ia "kusimak semua peristiwa pada setiap halaman," menyoroti kemampuan buku untuk membawa kita dalam perjalanan penghayatan. Meskipun tidak selalu mudah, buku menyajikan kehidupan dalam berbagai sudut pandang dan pengalaman.

Tantangan Penuh Makna dalam Membaca: Ungkapan "tak selalu mudah kupahami dan bisa kuendapkan" mencerminkan tantangan dalam membaca. Buku sering kali menghadirkan pemahaman yang mendalam, mengajak pembaca untuk merenung dan meresapi makna di balik kata-kata.

Jutaan Buku sebagai Harta Pengetahuan Manusia: Puisi menyoroti kekayaan pengetahuan yang disimpan dalam jutaan buku yang pernah ditulis di seluruh dunia. Ini menjadi pemahaman tentang betapa besarnya sumbangan pengetahuan yang dapat diakses melalui membaca.

Buku Kehidupan dan Transparansi Manusia: Konsep menuliskan buku kehidupan dan membacanya bersama menciptakan gambaran transparansi dan saling memahami antarindividu. Dengan membuka lembaran kehidupan, tidak ada lagi rahasia di antara kita yang tersimpan.

Panggilan untuk Membaca dan Berbagi Pengalaman: Puisi diakhiri dengan panggilan kuat untuk membaca. Ungkapan "ini bukuku, mana bukumu, bacalah!" menjadi seruan agar setiap individu membuka buku kehidupannya, dan dengan begitu, kita dapat lebih memahami satu sama lain.

Puisi "Bukuku Bukumu, Bacalah" menghadirkan perjalanan membaca sebagai bagian integral dari kehidupan. Dengan menggabungkan elemen-elemen nostalgia, tantangan, dan kekayaan pengetahuan, Aspar Paturusi merangkai kata-kata yang merayakan keajaiban membaca dan mendorong kita untuk menghargai buku sebagai jendela menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap kehidupan dan manusia.

Aspar Paturusi
Puisi: Bukuku Bukumu, Bacalah
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.