Puisi: Kita tak Ingin Menangis (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Kita tak Ingin Menangis" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam, perasaan, dan kerja perasaan ....
Kita tak Ingin Menangis


arahkan tatapan pada bening keindahan
adakah hening alam berbisik kepadamu

betapa susah membangkitkan haru
dari kekangan bising dan hiruk pikuk

sekali waktu setitik pun air mata
tak mampu menyusup dari tepi kelopak

tapi suatu ketika akan kita temukan
bening keindahan dan rasa bahagia
saat setetes air mata
sampai menitik perlahan
padahal,
kita tak ingin menangis


1983

Analisis Puisi:
Puisi "Kita tak Ingin Menangis" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan alam, perasaan, dan kerja perasaan dalam mengekspresikan emosi. Melalui gambaran alam, kontras, dan perumpamaan, puisi ini merenungkan tentang upaya manusia untuk menahan emosi, namun akhirnya merasa pembebasan dan kebahagiaan dalam merasakan perasaan tersebut.

Penggambaran Alam yang Menenangkan: Puisi ini membuka dengan mengarahkan tatapan pada "bening keindahan" alam, menciptakan gambaran tentang alam yang tenang dan indah. Ini dapat diartikan sebagai suatu tempat yang memberikan ketenangan dan rasa damai.

Kontras Hening dan Bising: Puisi ini menggambarkan kontras antara hening alam yang berbicara dalam ketenangan dan kekangan bising dan hiruk pikuk yang ada dalam kehidupan manusia. Ini mencerminkan perbedaan antara alam dan dunia manusia yang sering kali penuh dengan kebisingan dan gangguan.

Kesulitan Mengekspresikan Emosi: Penyair menyatakan "betapa susah membangkitkan haru / dari kekangan bising dan hiruk pikuk." Ini mencerminkan kesulitan dalam mengekspresikan dan merasakan emosi positif di tengah kebisingan dan kacau.

Perumpamaan Air Mata dan Kebahagiaan: Puisi ini menggunakan perumpamaan air mata sebagai simbol emosi dan perasaan. Air mata digambarkan sebagai sesuatu yang tak mampu menembus kelopak mata, mengindikasikan penahanan emosi. Namun, pada akhirnya, penyair merenungkan tentang momen ketika "setetes air mata / sampai menitik perlahan," menggambarkan pembebasan dan pemahaman akan emosi yang pada akhirnya membawa kebahagiaan.

Refleksi Manusia dan Alam: Puisi ini merenungkan hubungan antara manusia dan alam, mengajak pembaca untuk melihat bagaimana alam yang hening dan indah dapat memberikan rasa damai dan pemahaman terhadap perasaan manusia yang terkadang sulit diungkapkan.

Puisi "Kita tak Ingin Menangis" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan emosi manusia dalam menghadapi kebisingan dan hiruk pikuk kehidupan. Melalui gambaran alam, kontras, dan perumpamaan, puisi ini menyampaikan pesan tentang pembebasan emosi dan perasaan bahagia yang bisa ditemukan bahkan dalam momen ketika air mata mengalir. Pesan tentang keseimbangan antara manusia dan alam, serta kebebasan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi, mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya memahami dan menghargai perasaan dalam kehidupan yang kompleks.

Puisi: Kita tak Ingin Menangis
Puisi: Kita tak Ingin Menangis
Karya: Aspar Paturusi


Catatan:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.