Puisi: Darah Sesama (Karya Aspar Paturusi)

Puisi "Darah Sesama" menggambarkan situasi yang penuh dengan kekerasan, pertumpahan darah, serta kekhawatiran akan masa depan yang suram.
Darah Sesama


sesama masih bersimbah darah
baku bunuh antar mereka sendiri

matahari turut tertunduk sedih
di hari-hari terakhir tahun ini
menyaksikan bumi tersiram darah
        suriah
        palestina
        adikuasa amerika
        juga indonesia

dan bisa-bisa, tak terduga
hujan akhir dan awal tahun
mengundang pula bencana


Jakarta, 19 Desember 2012

Analisis Puisi:
Puisi "Darah Sesama" karya Aspar Paturusi menggambarkan gambaran yang mencekam tentang kekerasan, pertumpahan darah, dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia, menyuarakan keprihatinan dan ketidakpastian terhadap masa depan manusia.

Kekerasan dan Pertumpahan Darah: Puisi ini secara jelas menyampaikan penderitaan yang ditimbulkan oleh kekerasan dan pertumpahan darah yang terjadi di beberapa daerah, dengan disebutkan secara khusus negara-negara yang mengalami konflik seperti Suriah, Palestina, dan penegasan bahwa adikuasa seperti Amerika dan Indonesia juga turut terseret dalam pertumpahan darah.

Keterpurukan dan Keprihatinan: Penyair menggambarkan keterpurukan dalam kalimat "matahari turut tertunduk sedih" dan menjelaskan bahwa keadaan ini terjadi pada hari-hari terakhir tahun, menimbulkan kesan tentang perasaan sedih, kecewa, dan ketidakpastian akan masa depan yang suram.

Bencana dan Ketidakpastian: Puisi ini juga menyinggung ketidakpastian masa depan dengan ungkapan bahwa hujan yang diharapkan bisa menjadi lambang kebaikan, di sisi lain malah mengundang bencana. Ini merupakan metafora atas ketidakpastian akan masa depan yang penuh dengan ironi; harapan untuk perubahan yang lebih baik justru bisa berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan.

Pemanggilan Kesadaran: Melalui metafora dan simbolisme yang digunakan dalam puisi ini, penyair mencoba memanggil kesadaran pembaca akan dampak buruk dari kekerasan dan pertumpahan darah, serta menyampaikan bahwa situasi konflik di berbagai negara menjadi perhatian global yang harus diatasi.

Puisi "Darah Sesama" karya Aspar Paturusi adalah sebuah karya puisi yang menggambarkan situasi yang penuh dengan kekerasan, pertumpahan darah, serta kekhawatiran akan masa depan yang suram. Melalui penyampaian yang kuat, puisi ini menarik perhatian pada masalah kemanusiaan dan kondisi dunia yang penuh dengan konflik, mengingatkan akan perlunya perdamaian dan keharmonisan di tengah-tengah kekacauan dan pertumpahan darah yang terjadi di berbagai negara.

Aspar Paturusi
Puisi: Darah Sesama
Karya: Aspar Paturusi

Biodata Aspar Paturusi:
  • Nama asli Aspar Paturusi adalah Andi Sopyan Paturusi.
  • Aspar Paturusi lahir pada tanggal 10 April 1943 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.