Puisi: Kesedihan Itu (Karya Juniarso Ridwan)

Puisi "Kesedihan Itu" karya Juniarso Ridwan adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesedihan dengan imaji-imaji alam semesta dan emosi ....
Kesedihan Itu


Malam hari, molekul-molekul kesedihan itu meledak dalam
aortaku, mendesak jantung mengembang menjadi tumpukan
ratapan. Kudapati diriku mengembara dalam untaian galaksi,
langit menjadi hamparan cahaya keperakan. Dari ujung
cakrawala yang jauh, huruf-huruf berhamburan,
membentuk konfigurasi kata-kata suci.
 
kembali kueja nama-nama rasi dan bintang, seperti juga
mengingat awal kelahiranku. Dari mata yang
terus terjaga menyaksikan
tebaran serbuk tanah yang memadat sambil menanti sentuhan
cinta abadi. Angkasa yang begitu luas telah memberikan ruang
persinggahan, tempat biduk para pemimpi berlabuh, yang
menghindar dari bidikan waktu. Aku pun
seperti Colombus, menghitung
warna pelangi yang memeluk ratusan laguna
karam. Sia-sia, hanya bentuk penyesalan yang terpenjara
dalam lubang-lubang batu,
kemudian menyisakan air garam di ujung lidah.
 
malam hari kesedihan itu merambat dalam darah, lalu menetes
menjadi butiran-butiran doa, yang menghablur di ketinggian.


Bandung, 2000

Analisis Puisi:
Puisi "Kesedihan Itu" karya Juniarso Ridwan adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesedihan dengan imaji-imaji alam semesta dan emosi manusia. Puisi ini menggambarkan perasaan kesedihan sebagai suatu kekuatan yang meledak dalam alam manusia dan meresap ke dalam alam semesta. Puisi ini menggunakan gambaran langit, galaksi, dan bintang-bintang untuk menciptakan suasana yang menggambarkan kedalaman dan kompleksitas perasaan kesedihan.

Gambaran Alam Semesta: Puisi ini memulai dengan gambaran malam hari di mana "molekul-molekul kesedihan" meledak dalam aorta, menggambarkan perasaan yang kuat dan meledak-ledak dalam diri penyair. Gambaran langit sebagai "hamparan cahaya keperakan" menciptakan suasana yang memancarkan ketenangan dan kedamaian, yang kontras dengan perasaan kesedihan yang diceritakan.

Rasa Keabadian dan Ruang Persinggahan: Penyair menggambarkan dirinya sebagai pengembara di untaian galaksi, merenung tentang ruang dan waktu. Rasa kesedihan menghubungkan manusia dengan alam semesta yang luas, seolah memberikan pemahaman tentang keabadian. "Biduk para pemimpi berlabuh" menciptakan citra persinggahan dan perlindungan bagi mereka yang mencari pelarian dari hiruk-pikuk dunia.

Kehilangan dan Penyesalan: Penyair merenungkan kehilangan dan penyesalan dengan menyebutkan "bentuk penyesalan yang terpenjara dalam lubang-lubang batu." Ini mencerminkan perasaan terperangkap dan tertahan dalam perasaan kesedihan, seakan-akan kesedihan itu sendiri adalah penjara yang membatasi manusia.

Transendensi dan Spiritualitas: Puisi ini menyentuh tema transendensi dan spiritualitas melalui "butiran-butiran doa" yang terbentuk dari kesedihan. Air mata kesedihan berubah menjadi doa yang naik ke ketinggian, menciptakan gambaran bahwa kesedihan dapat menginspirasi pencarian makna dan hubungan dengan yang lebih tinggi.

Puisi "Kesedihan Itu" karya Juniarso Ridwan adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesedihan dengan imaji-imaji alam semesta dan emosi manusia. Puisi ini menggambarkan hubungan yang kompleks antara manusia, perasaan kesedihan, dan alam semesta. Melalui gambaran alam semesta yang luas, penyair mengajak pembaca merenung tentang kedalaman dan makna dari perasaan-perasaan yang mendalam.

Puisi: Kesedihan Itu
Puisi: Kesedihan Itu
Karya: Juniarso Ridwan


Catatan:
  • Juniarso Ridwan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10 Juni 1955.
© Sepenuhnya. All rights reserved.