Puisi: Mihrab Tua (Karya L.K. Ara)

Puisi "Mihrab Tua" oleh L.K. Ara mengajak pembaca untuk merenung tentang arti kehidupan, penuaan, dan kehadiran Tuhan dalam kesunyian.
Mihrab Tua


Tubuh tua
Terpupus sudah warna-warna
Tapi kaligrafi ini
Terpatri
O mataku yang buta
Telinga ku yang tuli
Kaligrafi ini
Terpatri
Mengalir dalam sunyi
Zikir dalam sunyi
Ya Rabbi, Ya Rabbi


Sigli, Januari 1986

Analisis Puisi:
Puisi "Mihrab Tua" karya L.K. Ara adalah sebuah karya yang memancarkan keindahan dalam kesederhanaannya. Dalam puisi ini, L.K. Ara mengeksplorasi tema keimanan, penuaan, dan kesunyian. Dengan menggunakan kaligrafi sebagai metafora, puisi ini menggambarkan kedalaman spiritual dan hubungan dengan Sang Pencipta.

Tubuh Tua yang Terpupus: Bait pertama membuka dengan gambaran tubuh tua yang telah terpupus warna-warnanya. Ini adalah representasi visual dari penuaan dan kerapuhan fisik. Namun, melalui perbandingan tersebut, penyair menghadirkan kontras dengan kekekalan kaligrafi. Tubuh tua mungkin telah melemah, tetapi keindahan kaligrafi tetap terpatri.

Keindahan Kaligrafi sebagai Metafora: Kaligrafi, dalam konteks puisi ini, bukan hanya seni tulis yang indah tetapi juga menjadi metafora bagi keindahan spiritual dan keimanan. Meskipun tubuh tua mungkin telah terkikis oleh waktu, kehidupan rohaniah dan iman tetap utuh. Kaligrafi sebagai seni rupa Islam juga sering digunakan sebagai bentuk representasi yang memperingati kebesaran Tuhan.

Ketidakmampuan Mata dan Telinga, tapi Kaligrafi Terpatri: Penyair menyampaikan bahwa meskipun mata buta dan telinga tuli, kaligrafi tetap terpatri. Ini menyoroti fakta bahwa keindahan dan makna kehidupan spiritual tidak selalu tergantung pada panca indera fisik. Kaligrafi, sebagai simbol iman, bisa dirasakan dan dipahami melalui hati dan batin.

Zikir dalam Sunyi: Dengan menyebutkan "Zikir dalam sunyi," penyair mengekspresikan keberadaan kehadiran Tuhan yang hadir dalam keheningan. Zikir, sebagai tindakan mengingat Tuhan, menjadi pembawa makna dalam kesunyian. Momen kesunyian ini juga menciptakan ruang untuk introspeksi dan mendalamnya hubungan dengan Tuhan.

Doa kepada Tuhan: Terakhir, baris terakhir menghadirkan doa yang sederhana, "Ya Rabbi, Ya Rabbi." Doa ini menciptakan nuansa spiritual yang lebih kuat, menunjukkan kerinduan dan keberserahannya kepada Tuhan. Dalam kesunyian, doa menjadi ungkapan perasaan dan keinginan yang mendalam.

Puisi "Mihrab Tua" oleh L.K. Ara merupakan karya sastra yang memadukan keindahan fisik dan rohaniah dalam konteks keimanan. Melalui gambaran tubuh tua dan kekalnya kaligrafi, penyair menyampaikan pesan tentang keabadian dan keindahan spiritual yang melampaui batas-batas fisik. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang arti kehidupan, penuaan, dan kehadiran Tuhan dalam kesunyian.

Puisi
Puisi: Mihrab Tua
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.