Puisi: Sajak Kemarau (Karya Umbu Landu Paranggi)

Puisi "Sajak Kemarau" karya Umbu Landu Paranggi menggambarkan musim kemarau sebagai suatu kiasan untuk perasaan rindu dan keinginan yang tak ...
Sajak Kemarau


berapa musim panas lagi rindu, kenang satu baris puisi
jantung yang akan terbakar hangus semesta basa sunyi
yang menyihir padang-padang tandus, ke laut lepas tabir biru
melulur bayang-bayang di pasir waktu: rahasia cintaku.


Sumber: Majalah Pusara (September, 1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Kemarau" karya Umbu Landu Paranggi adalah sebuah karya yang singkat namun penuh makna. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan musim kemarau sebagai suatu kiasan untuk perasaan rindu dan keinginan yang tak terpuaskan. 

Kemarau Sebagai Kiasan: Penyair menggunakan musim kemarau sebagai kiasan untuk kekeringan dalam hati dan jiwa seseorang. Ini adalah perasaan rindu yang tak terpenuhi yang membuat hati terasa sepi dan tandus, seperti padang gersang yang terkena sinar matahari.

Kenangan Puisi: Penyair menyiratkan bahwa kenangan atau suatu baris puisi adalah yang membuat rindu ini begitu kuat. Kenangan adalah satu-satunya hal yang tersisa untuk meredakan perasaan rindu yang menghanguskan.

Kemarau dan Kebasaan: Kemarau juga bisa diasosiasikan dengan rasa dahaga dan kehausan akan sesuatu yang hilang atau yang diinginkan. Dalam konteks puisi ini, rindu adalah "jantung yang akan terbakar" dan melulur bayang-bayang di pasir waktu.

Keindahan Alam: Penyair menggambarkan keindahan alam, seperti padang tandus, laut yang luas, dan tabir biru, untuk menciptakan gambaran visual yang kuat dalam menggambarkan perasaan cintanya yang mendalam.

Rahasia Cinta: Penyair mengakhiri puisi dengan menyebutkan "rahasia cintaku." Ini menciptakan elemen misteri dalam puisi, di mana cinta yang diungkapkan dalam kata-kata puisi adalah sesuatu yang penuh makna dan bermakna dalam kedalaman hatinya.

Puisi ini menggambarkan perasaan rindu dan keinginan yang kuat dalam cara yang singkat dan padat. Melalui metafora kemarau, penyair berhasil menyampaikan perasaan kekeringan emosional yang dirasakan oleh subjek puisi ini, sekaligus mengekspresikan cintanya yang terpendam.

Puisi: Sajak Kemarau
Puisi: Sajak Kemarau
Karya: Umbu Landu Paranggi


Biodata Umbu Landu Paranggi:
  • Umbu Landu Paranggi lahir di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur, 10 Agustus 1943.
© Sepenuhnya. All rights reserved.