Puisi: Sepi (Karya Kuntowijoyo)

Puisi "Sepi" mengajak pembaca untuk merefleksikan bahwa kesepian bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan bagian yang penting dalam ...
Sepi

Jangan sepi ditinggalkan
karena ia adik kandungmu
ketika di rahim ibu

Jangan dibunuh sepi
karena ia kawan jalanmu
ketika diselubung mimpi

Di subuh pagi itu
ia menunggu
mengalungkan bunga ke lehermu
mengucap doa-doa
menyanyikan mantra.

Aduh
engkau sungguh berbahagia
karena hari ini
ia meluangkan waktu
bersamamu
sendiri.

Sumber: Isyarat (1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Sepi" karya Kuntowijoyo menyampaikan pesan yang dalam tentang hubungan manusia dengan kesendirian dan bagaimana kesepian seharusnya dihargai dan diperlakukan sebagai bagian yang penting dalam kehidupan.

Kesepian sebagai Bagian dari Kehidupan: Puisi ini menggambarkan kesepian sebagai sesuatu yang tidak seharusnya dihindari atau dianggap sebagai musuh, melainkan sebagai bagian yang alami dari eksistensi manusia. Seperti adik kandung atau kawan jalan, kesepian hadir sejak awal, bahkan sebelum kita lahir, dan tetap bersama kita sepanjang perjalanan hidup.

Penolakan terhadap Kekerasan terhadap Kesepian: Puisi ini menegaskan bahwa kesepian tidak boleh dibunuh atau diabaikan. Sebaliknya, kesepian harus dianggap sebagai teman setia yang menyertai kita di berbagai fase kehidupan. Ketika diselimuti oleh mimpi atau terbangun di subuh pagi, kesepian menunggu dengan kesetiaannya, memberikan dukungan dan doa-doa.

Penerimaan dan Pembaharuan: Meskipun seringkali dianggap sebagai hal yang tidak diinginkan, puisi ini menyoroti bahwa kesepian dapat menjadi sumber kebahagiaan dan pembaharuan. Saat kita menghabiskan waktu dengan kesepian, kita memiliki kesempatan untuk merenung, menyusun doa, dan menikmati kehadiran diri sendiri.

Kehadiran Kesepian yang Membahagiakan: Di akhir puisi, penggalan "engkau sungguh berbahagia karena hari ini ia meluangkan waktu bersamamu sendiri" menyiratkan bahwa saat kita menerima dan menghargai kesepian, kita dapat menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam kehadiran diri sendiri.

Secara keseluruhan, puisi "Sepi" mengajak pembaca untuk merefleksikan bahwa kesepian bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan bagian yang penting dalam perjalanan kehidupan. Kesepian bukanlah kutukan, melainkan anugerah yang memberikan kita kesempatan untuk menyelami kedalaman diri dan menemukan kedamaian di tengah keadaan yang hiruk-pikuk.

Puisi: Sepi
Puisi: Sepi
Karya: Kuntowijoyo

Biodata Kuntowijoyo:
  • Prof. Dr. Kuntowijoyo, M.A.
  • Kuntowijoyo lahir pada tanggal 18 September 1943 di Sanden, Bantul, Yogyakarta.
  • Kuntowijoyo meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2005 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.