Puisi: Alegori Perempuan (Karya Nenden Lilis Aisyah)

Puisi: Alegori Perempuan Karya: Nenden Lilis Aisyah
Alegori Perempuan


kalau sudah pergi, pantang kembali
kau dan kau berjalan dengan pedati
ada yang kita kejar di ujung bumi

tak usah ragu
sejak lama kau tahu
kendaraanku hanya gerobak
dengan derak parau dan serak
selalu terlambat menempuh jauhnya jarak
berguncang-guncang tubuh kita di dalamnya
tak perlu jadi penumpang atau sais yang terpaksa

tertinggal memang menyakitkan
tapi, mari tanggalkan rasa nyeri itu
meski terus menipuki seperti keletak batu
pada gerigi

bukankah masih dapat kita jemput
apa yang bisa dijemput di sepanjang perjalanan
bukankah masih dapat kita nikmati
hamparan bunga rumput yang melambai-lambai
seperti helai-helai rambut
dan seseorang di perempatan jalan masih akan bergegas
memperingatkan tali yang mengikat bekal kita ketika lepas


2005

Analisis Puisi:
Puisi memiliki kekuatan untuk menggambarkan pengalaman manusia dengan bahasa yang indah dan menggugah. Salah satu puisi yang menarik untuk dijelajahi adalah "Puisi Alegori Perempuan" karya Nenden Lilis Aisyah. Puisi ini menggunakan gambaran perjalanan sebagai alegori untuk menggambarkan kehidupan perempuan yang penuh dengan tantangan, ketabahan, dan kebebasan.

Dalam "Puisi Alegori Perempuan," Nenden Lilis Aisyah menghadirkan gambaran perjalanan sebagai metafora kehidupan perempuan. Penyair menyampaikan pesan bahwa setelah seseorang pergi, ia tidak akan kembali. Mereka berjalan menjauh dengan pedati, mengejar sesuatu di ujung bumi. Metafora ini menggambarkan tekad dan keberanian perempuan untuk menjalani perjalanan hidup mereka dengan penuh keyakinan.

Penyair menekankan bahwa perjalanan ini tidak perlu diragukan. Perempuan dalam puisi ini menyadari kendaraannya hanya sebuah gerobak yang berguncang-guncang dan terlambat menempuh jarak. Namun, mereka menolak menjadi penumpang atau sais yang terpaksa. Puisi ini mencerminkan semangat perempuan untuk menjadi penentu arah dalam hidup mereka, mengambil kendali atas nasib dan perjalanan mereka sendiri.

Meskipun ada kesedihan dan kehilangan karena hal-hal yang tertinggal di belakang, puisi ini mengajak untuk melepaskan rasa nyeri tersebut. Penyair menggambarkan bahwa dalam perjalanan, masih ada keindahan dan kenikmatan yang dapat dijemput. Puisi ini menggambarkan hamparan bunga rumput yang melambai-lambai seperti helai-helai rambut, menciptakan gambaran keindahan dan kebebasan yang tersedia di sepanjang perjalanan hidup perempuan.

Pada perempatan jalan, masih ada orang-orang yang memberikan peringatan tentang tali yang mengikat bekal perempuan saat dilepas. Metafora ini melambangkan pentingnya tetap memiliki ikatan dengan akar dan nilai-nilai yang membawa perempuan dalam perjalanan hidup mereka. Meskipun bekal dilepas, perempuan tetap diingatkan untuk tetap teguh dan tidak melupakan esensi dari perjalanan mereka.

"Puisi Alegori Perempuan" karya Nenden Lilis Aisyah menggambarkan perjalanan hidup perempuan sebagai metafora kehidupan yang penuh dengan tantangan, kebebasan, dan ketabahan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang tekad dan keberanian perempuan dalam menjalani hidup mereka, serta menggugah apresiasi terhadap keindahan dan kenikmatan yang dapat dijemput di sepanjang perjalanan tersebut. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya mengambil kendali atas nasib kita sendiri dan tetap terhubung dengan akar dan nilai-nilai yang membawa kita menuju kebebasan dan pemenuhan diri.

Puisi: Alegori Perempuan
Puisi: Alegori Perempuan
Karya: Nenden Lilis Aisyah

Biodata Nenden Lilis Aisyah:
  • Nenden Lilis Aisyah lahir di Malangbong, Garut, Jawa Barat, pada tanggal 26 September 1971.
© Sepenuhnya. All rights reserved.