Kehilangan Mantra Sutardji
Mantra yang mengucap dirinya, di luar lidah dan gegilimu.
Tak ada lagi batas antara tanah dan air, kata dan syair, pisau dan luka, jerit dan darah, cakar dan kucing, cinta dan berahi, pemuda dan telur, amuk dan kapak!.
Blues yang terlepas dari harmonica, mencari-cari improvisasi
Gairah tauhid mengalirkan listrik pada tubuhmu. Alifbata membubung melampau sumber hujan. Alifbata menggali kubur hingga ke titik hancur. Alifbata memasang perangkap di gua-gua keramat. Dari aorta: darah dan doa terus menyembur.
O, mantra merapal dirinya, menghapus seluruh permohonan. Mengeja dari kanan ke kiri.
Dan satu demi satu huruf gugur.
Jakarta, 2018Puisi: Kehilangan Mantra Sutardji
Karya: Kurnia Effendi
Catatan:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.