Kepada Annegret Nitzling
Kuhitung rambut jagungmu di pangkuanTak juga selesai sampai cinta ini memutihEngkau ingat: ada serpih salju di pelupuk mata, karena kau tetapberdiri di ambang tamanMeski kurasakan napasmu menderu hingga daun pintuKau bertahan, ingin lagu itu berhenti pada chorus yang benar
"Aku akan pulang tanggal 19," katamu seperti tetes hujanAda Natal menunggui cemara cantik di ruang tamu, puisi-puisiyang berserak di lantai teracotta, di belahan bumi yang lainTiba-tiba rindu mengental di gelap kopi -seperti malam-malam sebelumnya
Kita sepakat, dengan kata-kata, sulit mengutarakan perasaanSangat ingin kumasuki lorong panjang di matamu:Koridor lengang berdinding marmer crema-marfilHingga tiba di pembaringan dengan kelambu benang katundi sebuah rumah gaya Tudor, di sebuah kota dengan banyak menarayang tertanam pada atap bangunan
"Aku harus pulang tanggal 19,"Suaramu bergema di rongga dada, karena engkau meniupkannyake pori-pori. Dan mengaliri setiap pembuluh darahTunggulah barang seabad: aku belum selesai menghitungjumlah helai rambut emasmu
Jakarta, 30 Desember 1997
Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)
Puisi: Kepada Annegret Nitzling
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.