Lepau Menjelang 9 Pagi
Jarum jam kerja belum memanggilmu, karena gosip di sini lebih pentingSeruap kepul Padang yang terhidang setelah kalimat pertama, mengawalibualan pagi. Keramahan mengusir dingin, merayu kawan datang bergabung
Mata kembang berbinar sejak rahasia si Fulan tersiar-siarPolitik hari ini hampir terpisah dengan petuah ninik-mamak. Tak mempanlagi cerita si Malin Kundang untuk menakut-nakutiUang lebih bernyawa dari hati yang kini terpedaya
Gempa tahun lalu sudah terlupa. Guncangan kemarin siang tak panjangdibincang. Namun kini, tak musim lagi pagar dipasang gembok kencang"Kita susah lari lintang pukang tinggalkan rumah gadang. Tiang-tiangterban lebih cepat dari pikiran kita."
Seteguk demi seteguk kopi macam ramuan energy untuk separuh hariJelang sore nanti ada lepau lain menanti-nanti, mirip godaan serunaiMenggaji perlu iman sembahyang butuh imam, berniaga bersama temanSebelum saluang melelehkan rindu rantau, mari simpan masa lampau
Jakarta 3 Januari 2017
Sumber: Hujan, Kopi, dan Ciuman (2017)
Puisi: Lepau Menjelang 9 Pagi
Karya: Kurnia Effendi
Biodata Kurnia Effendi:
- Kurnia Effendi lahir di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 20 Oktober 1960.